jpnn.com, SRAGEN - Penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol makin menyebar di wilayah Sragen, Jawa Tengah.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Sragen Toto Sukarno menyatakan kini jumlah sapi yang tertular penyakit LSD bertambah dan makin masif.
BACA JUGA: Puluhan Sapi Terjangkit Penyakit LSD, Menular ke Manusia?
LSD adalah penyakit pada ternak yang tidak menular ke manusia.
"Hingga saat ini jumlah sapi yang terjangkit LSD sebanyak 350 ekor. Untuk penularannya terjadi di hampir seluruh kecamatan," ungkap Toto di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (17/1).
BACA JUGA: Kementan Pastikan Penyakit LSD pada Sapi Tidak Berbahaya
Menurutnya, penularan penyakit LSD dari gigitan serangga, nyamuk, lalat yang gede, dan caplak.
"Kalau menggigit sapi yang sakit terus menggigit sapi ke kandang lain, penularan terjadi. Kulitnya jadi mrenthul-mrenthul (berbenjol)," ujar.
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait ternak sapi yang mati akibat terjangkit virus tersebut.
Namun, pihaknya memperoleh informasi di Kecamatan Sumberlawang ada sapi yang mati dengan kondisi terjangkit LSD.
"Infonya kemarin ada yang mati, tapi nggak tahu penyebabnya karena apa, katanya PMK gelombang dua. Kami belum ada kajian ke sana," katanya.
Mengenai pengobatan yang dilakukan, sapi-sapi yang terjangkit penyakit LSD diberi obat antibiotik, antiparasit, dan antihistamin.
"Virus itu obatnya adalah tingkatkan kesehatan sapi, kalau antisipasi virus kan pakai vaksin," ucap Toto.
Toto menyebutkan untuk sembuh perlu waktu sekitar dua minggu hingga satu bulan.
"Ada yang sebulan, kulitnya sudah halus lagi, tidak ada benjolan," ujar Toto. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul