jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) pada sapi di Riau tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah dalam siaran persnya, Sabtu (12/3).
BACA JUGA: Kementan: Penyakit Kulit Berbenjol pada Sapi Tidak Menulari Manusia, Aman
"Penyakit ini tidak menulari dari hewan ke manusia, atau bukan penyakit zoonosis," kata Nasrullah.
Menurut dia, sapi atau kerbau yang tertulari LSD dan kemudian sembuh, produknya seperti daging masih bisa dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampaknya.
BACA JUGA: Kementan Bersama Perguruan Tinggi Gencarkan Gerakan Ketahanan Pangan Lokal
"Pastikan daging yang akan dikonsumsi berasal dari rumah potong hewan yang diawasi oleh dokter hewan," tambahnya.
Dia mengatakan daging yang dijual di masyarakat selama memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pasti diperiksa kesehatannya sebelum dipotong.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Mentan SYL Pastikan Stok Pangan Tersedia
"Jadi, masyarakat tidak usah khawatir atau ragu untuk membeli dan mengkonsumsi daging sapi/kerbau," imbuhnya.
Dia juga meminta kepada masyarakat agar hewan yang masih sakit untuk tidak dijual, dilalulintaskan, atau dipotong.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Nuryani Zainuddin menyampaikan perkembangan penanganan LSD di Riau pascapenetapan wabah.
Dia mengatakan saat ini terkonfirmasi di 7 (tujuh) kabupaten/kota di Provinsi Riau, dan upaya pemberantasan intensif terus dilakukan.
“Kementan tengah mempersiapkan vaksinasi massal LSD di Riau. Vaksinnya sudah kita siapkan," jelasnya.
Nuryani menyampaikan pada Minggu kedua Maret sebanyak 147 orang petugas kesehatan hewan terdiri dari dokter hewan dan paramedis sudah siap untuk diterjunkan melakukan vaksinasi setelah mendapatkan pelatihan dari tim pusat.
"Kita siapkan program sosialisasi kepada semua tingkatan pemangku kepentingan untuk mendukung program ini," ungkapnya.
Nuryani menambahkan bahwa selain dengan dukungan APBN dan APBD, pengendalian LSD di Riau juga mendapatkan dukungan dari program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dan Global Health Security Program Badan Pangan, dan Pertanian Dunia (FAO).
"Semoga LSD di Riau bisa segera kita redakan dan tidak menyebar ke wilayah lainnya," pungkas Nuryani. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Sebut Ketersediaan Pangan Cukup, Tetapi Perlu Ada Peningkatan
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian