jpnn.com, JAKARTA - Penyaluran kredit PT Bank Central Asia Tbk pada paruh pertama 2018 tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 494 triliun (yoy).
Salah satu pendorong utama pertumbuhan kredit itu adalah sektor korporasi.
BACA JUGA: 20 Persen Porsi Kredit BCA untuk UMKM
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, kredit konsumtif dalam kondisi saat ini memang paling sensitif terhadap penyesuaian suku bunga.
Hal itu berbeda dengan kredit sektor korporasi yang cenderung tidak terlalu terpengaruh dengan penyesuaian suku bunga.
BACA JUGA: Kasikornbank Dongkrak Penyaluran Kredit Bank Maspion
Menurut dia, kredit modal kerja atau kredit investasi tidak semata bergantung bunga kredit.
’’Tetapi, untuk industri tertentu, katakan ekspor tekstil kalau betul trade war AS dengan Tiongkok, tekstil mungkin bergairah untuk ekspor ke Amerika. Suku bunga naik tetap saja pinjam karena modal kerjanya butuh lebih,’’ kata Jahja saat pemaparan kinerja di Jakarta, Kamis (26/7).
BACA JUGA: Perbankan Pikir-Pikir Terapkan Kredit Rumah Tanpa DP
Meski begitu, pihaknya akan cukup berhati-hati dalam menyalurkan kredit lantaran tidak mau terlalu mengambil risiko di tengah situasi pelemahan nilai tukar rupiah dan suku bunga acuan.
’’Bank cuma ngerem kredit kalau likuiditas tidak cukup. Kalau betul-betul untuk bisnis bagus, kami tidak rem kredit,’’ imbuh Jahja.
Secara terperinci, kredit sektor komersial dan UKM tumbuh 15,1 persen (yoy) menjadi Rp 174,8 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer hanya naik enam persen (yoy) menjadi Rp 128,2 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, kredit kepemilikan rumah (KPR) naik empat persen (YoY) menjadi Rp 74,6 triliun dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor meningkat 8,1 persen (yoy) menjadi Rp 41,3 triliun.
Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 10,8 persen (YOY) menjadi Rp 12,3 triliun.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) masih berada dalam tingkat risiko yang bisa diterima pada level 1,4 persen.
BCA juga mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga kredit perseroan guna menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan BI yang telah naik 100 basis poin.
Dana deposito BCA tercatat Rp 134,3 triliun atau turun 7,6 persen (yoy).
Meski demikian, dana deposito meningkat jika dibandingkan dengan posisi Maret 2018 sejalan dengan kenaikan bunga deposito.
Menurut dia, penurunan tersebut disebabkan rendahnya suku bunga deposito pada awal tahun.
Pada kuartal kedua, kenaikan deposito dipacu naiknya suku bunga deposito sejak April tahun ini. (vir/c22/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Siapkan Uang Tunai Rp 45 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi