Penyaluran Sembako Sempat Tersendat, Ternyata Ini Penyebabnya

Senin, 07 Juni 2021 – 03:01 WIB
Masyarakat saat menerima bantuan pangan nontunai. Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), atau disebut Program Sembako, sempat mengalami hambatan pada Maret hingga April.

Hal itu disebabkan banyak nama keluarga penerima manfaat (KPM) yang tidak akurat. 

BACA JUGA: Sudah Masuk DTKS, Puluhan Warga SAD Jambi Bisa Nikmati Program Kartu Sembako

"Memang ada. Namun, sebenarnya bukan kendala. Seluruh Indonesia ditahan dahulu. Sempat ada perbaikan data di Pusat Data Informasi (Pusdatin). Jadi, bukan hanya di Lumajang," kata Koordinator Program Sembako di Kabupaten Lumajang, Siti Khotijah dalam keterangan pers.

Program Sembako merupakan program bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Penangana Fakir Miskin Kementerian Sosial (Ditjen PFM Kemensos).

BACA JUGA: Kemensos Berikan Layanan Multifungsi untuk PPKS di 41 Balai

Bantuan senilai Rp200 ribu itu ditransfer ke rekening KPM untuk dibelanjakan bahan pangan di e-warong. Dalam program ini, Kemensos bekerja sama dengan Bank Himbara.

Menurut Siti, banyak nama KPM yang dinilai tidak masuk akal atau tidak meyakinkan oleh pihak bank.

BACA JUGA: Miras Disembunyikan di Balik Sembako, Ketahuan Satgas Pamtas, Langsung Diamankan

Selain itu, pihak bank juga menemukan tanggal lahir yang keliru. Misalnya, KPM lahir pada tahun 2043 atau 2060. 

"Iya memang benar. Maka dari itu, dilakukan perbaikan data secara serentak oleh Kemensos," ujar Siti. 

Selain nama KPM yang dinilai aneh, pihak bank juga tidak menerima nama KPM yang berbeda pengejaan namanya yang tertera di KTP, dengan di Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Ketika mencoba konfirmasi ke pihak bank Himbara, hanya Bank Mandiri saja yang merespons Namun, Bank Mandiri tampaknya tidak ingin terlalu mengomentari hal tersebut. Pada intinya, bank pelat merah itu mendukung penyaluran bansos.

"Bank Mandiri berkomitmen mendukung pemerintah dalam menyalurkan program bansos untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kami bekerja sama dengan Kemensos untuk mendapatkan data penerima bansos yang valid dan akurat, agar tepat sasaran dan berkesinambungan," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha.

Saat Ini Sudah Cair

Siti menegaskan, beberapa KPM di Lumajang sudah bisa menerima bantuan Program Sembako lagi. Bantuan tersebut sudah kembali cair semenjak akhir April.

Namun, dilakukan bertahap, sehingga masih banyak juga KPM yang belum merasakan bantuan tersebut. 

"Januari (disalurkan untuk) ada 79 ribu KPM dan Februari 78 ribu KPM. Lalu Maret dan April di angka 62 ribu. Bertahan hingga Juni. Jadi, masih ada sekitar 20 ribu kurang KPM yang masih dalam tahap itu (perbaikan)," sambungnya.

Beruntung, nasib para KPM tidak terbengkalai selama penyaluran Program Sembako tertahan selama dua bulan. Mereka masih diberdayakan dengan program bansos lain, misalnya Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 

Wacana Dialihkan ke PT Pos Indonesia

Mensos Tri Rismaharini memaparkan strategi alternatif jika bank masih enggan menyalurkan bansos. 

Pihaknya akan segera menunjuk PT Pos Indonesia untuk mengambilalih tanggung jawab tersebut.

Saat ini, Kemensos sedang melalukan persiapan rekapitulasi data pencairan bersama Pos Indonesia.

"Kami akan ambi alih untuk dimasukkan ke Pos. Kasihan mereka memang berhak menerima. Namun, namanya seperti ini pak (IT, NA70, dan THR)," kata Risma, dalam rapat kerja itu. 

Pos Indonesia ditunjuk oleh Kemensos untuk menyalurkan bansos tunai (BST) kepada KPM yang terdampak pandemi covid-19.

Bantuan tersebut senilai Rp300 ribu yang disalurkan langsung kepada KPM secara tunai. (rdo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Identitas Koboi Jalanan yang Menewaskan Hendri Akhirnya Terungkap, Ternyata..


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler