jpnn.com, BALIKPAPAN - Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim Ujang Rachmad mengatakan, penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tak lepas dari anjloknya harga crude palm oil (CPO).
Harga CPO internasional pada awal tahun tercatat berada pada level USD 586 per metrik ton.
BACA JUGA: Janda Muda Pakai Hijab saat Melakukan Perbuatan Terlarang
Pada Maret hingga sekarang menjadi USD 510-550 per metrik ton. Rata-rata per bulan tergerus lima persen.
BACA JUGA: Kiat Siantar Top Tingkatkan Penjualan Hingga 20 Persen
BACA JUGA: Bengkel Saksi Bisu Perbuatan Terlarang Pria Beristri dan Siswi SMP
“Penurunan harga CPO disebabkan demand CPO yang menurun akibat kampanye negatif Uni Eropa,” katanya, Kamis (4/7).
Dia menjelaskan, suplai yang banyak tetapi tidak disertai demand yang banyak menyebabkan harga CPO turun.
BACA JUGA: Rayuan Pria Beristri Maut, Siswi SMP Mau Diajak Begituan 10 Kali
Jika demand terus menurun akibat kampanye negatif Uni Eropa, harga CPO akan terus menurun. Dampaknya akan langsung terasa di daerah.
“Setiap bulan perhitungan TBS kelapa sawit membutuhkan komponen harga CPO dunia, ini yang membuat petani kita turut merugi,” terangnya.
Terpisah, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammad Sjah Djafar mengatakan, penurunan harga kelapa sawit terus terjadi.
Karena itu, pemerintah diharapkan segera menghadirkan industri hilirisasi. Dengan hilirisasi, kepastian pasar untuk para petani lebih baik.
Dengan adanya kepastian pasar, harga tidak akan lagi bergantung pada eksternal.
“Hilirisasi yang dipilih di Kaltim juga harus punya kepastian pembeli. Jangan hanya hilirisasi tetapi selanjutnya tidak tau dijual ke mana hasilnya,” tuturnya. Kaltim harus menjadi salah satu daerah tempat dibangunnya industri hilirisasi CPO.
Namun, hilirisasi CPO bermacam-macam, tidak bisa semuanya dilakukan. Ini yang harus dilihat pasarnya. Misalnya biodiesel, harus sudah jelas pembelinya.
“Kita harus tahu hilirisasi apa yang bisa dikembangkan di Kaltim disertai pembeli yang jelas. Jangan sampai kita hilirisasi tapi tidak ada pasarnya. Lebih baik ekspor CPO walaupun harganya terus turun,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Berduka: Detik-Detik AKP Andi Suradi Meninggal Dunia
Redaktur & Reporter : Ragil