Penyebab Utama Industri Semen Domestik Lesu

Rabu, 27 Februari 2019 – 13:25 WIB
Ilustrasi Semen Indonesia. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, GRESIK - Tingkat konsumsi semen di dalam negeri selama Januari 2019 menurun 1,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pun turut merasakan dampak kelesuan industri semen domestik.

BACA JUGA: Akuisisi Holcim, Semen Indonesia Kucurkan Rp 12,9 Triliun

Pada bulan yang sama, perseroan hanya berhasil menjual 2,14 juta ton semen atau turun sekitar 6,27 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono menyatakan, rendahnya konsumsi semen curah menjadi faktor utama lesunya penjualan.

BACA JUGA: Strategi Semen Indonesia Perbesar Pangsa Pasar

’’Sebab, banyak proyek infrastruktur yang sudah selesai akhir tahun lalu,’’ ujar Sigit saat menyampaikan update kinerja perseroannya di Gresik, Selasa (26/2).

Selain karena rampungnya banyak proyek infrastruktur, konsumsi semen curah turun gara-gara banyak pelaku usaha yang menunda proyek tahun ini.

BACA JUGA: Akuisisi Holcim, Semen Indonesia Jaga Pangsa Pasar 40 Persen

’’Proyek-proyek baru belum jalan,’’ imbuh Sigit.

Di Jakarta, konsumsi semen turun sekitar 14,48 persen selama Januari lalu. Sebab, proyek MRT yang menyerap semen curah dalam jumlah besar sudah selesai.

Di Jawa Tengah, penjualan semen juga turun 9,68 persen. Namun, tren itu tidak terjadi di Jawa Timur (Jatim).

Di provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut, permintaan semen tumbuh tipis sekitar 1,84 persen.

Kendati penjualan di dalam negeri turun, pasar semen di luar negeri tetap meningkat. Ekspor Semen Indonesia selama Januari lalu tumbuh 4,2 persen.

’’Pasar ekspor kami ada di Filipina, Australia, Bangladesh, dan Sri Lanka. Kami berkomitmen memperkuat market di sana,’’ terang Sigit.

Tahun lalu perseroan membukukan ekspor sekitar 3,1 juta ton semen atau meningkat 68,7 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sigit menegaskan bahwa Semen Indonesia akan berfokus pada pasar ekspor. Pasalnya, pasar semen domestik belum membaik akibat oversupply.

Tahun ini, menurut Sigit, Semen Indonesia akan memaksimalkan ekspor di Australia serta beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah.

’’Industri semen dalam negeri memang masih oversupply. Jadi, kami antisipasi dengan agresif membuka pasar ekspor baru,’’ jelas Sigit.

Sementara itu, Thang Long Cement Company (TLCC), Semen Indonesia Group di Vietnam, juga mencatatkan pertumbuhan penjualan 2,5 juta ton semen atau sekitar 7,9 persen tahun lalu.

Sebanyak 1,68 juta ton semen di antaranya berasal dari penjualan domestik di Vietnam.

’’Penjualan domestik di Vietnam juga mengalami penurunan sekitar 9,8 persen karena persaingan di sana sangat ketat. Ada sekitar 30 pelaku industri semen di Vietnam,’’ terang Sigit. (car/c22/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi Holcim Rp 13 T, Semen Indonesia Terbesar di ASEAN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler