jpnn.com, SURABAYA - Chairman Makerfest 2018 William Tanuwijaya mengatakan, mayoritas para pelaku startup hanya mentok di level usaha kecil dan menengah (UKM) akibat keterbatasan modal dan marketing.
Padahal, potensi untuk berkembang menjadi industri atau brand-brand nasional yang mendunia sangatlah besar.
BACA JUGA: Menkominfo: Perintis Startup Harus Inovatif dan Kreatif
PR Committee Makerfest Siti Fauziah mengatakan, UKM memiliki peranan strategis sebagai penggerak perekonomian Indonesia.
Dia menyebutkan, Surabaya menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan UKM yang baik.
BACA JUGA: Startup Pendidikan, Kursus Online untuk Para Profesional
Merujuk hasil survei ekonomi sosial nasional (susenas), pada 2008 UKM di Surabaya berjumlah 4,2 juta.
Jumlah itu terus meningkat menjadi 6,8 juta pada 2012 dan naik lagi menjadi 9,59 juta pada 2016.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Pemerintahan Jokowi Manjakan Home Industry
”Pertumbuhan UKM tersebut diikuti kesadaran kreator lokal untuk memanfaatkan platform online sebagai sarana pengembangan bisnisnya. Contohnya, sejak 2017–2018, Tokopedia mengalami peningkatan jumlah merchant dari Surabaya lebih dari 100 persen,” jelas Siti, Sabtu (29/9).
Menyadari peluang yang begitu besar itu, Makerfest berkomitmen menjadi wadah bagi para UKM untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Selain itu, pihaknya ingin berpartisipasi membantu pebisnis kecil untuk memperkenalkan produknya kepada khalayak yang lebih luas.
”Animo pelaku usaha Surabaya untuk mengikuti ajang ini cukup besar. Yang mendaftar lebih dari 300, tapi hanya 30 kreator yang lolos,” terang Siti. (car/c17/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disuntik USD 15 Juta, ZEN Rooms Seriusi Pasar Wisata ASEAN
Redaktur : Tim Redaksi