Penyelesaian Utang BUMN Tuntas 2009

Selasa, 28 Oktober 2008 – 14:31 WIB
JAKARTA - Penyelesaian utang perusahaan negara menjadi salah satu agenda utama Kementerian BUMN tahun depanSekretaris Men BUMN Said Didu menyebut, hingga bulan ini total utang BUMN melalui Rekening Dana Investasi dan Perjanjian Penerusan Pinjaman/Sub-Loan Agreement (RDI-SLA) mencapai Rp 45 triliun.

Dari jumlah tersebut, yang perlu direstrukturisasi ulang sebesar Rp 10 triliun

BACA JUGA: 38,500 Titik Pelayanan Telkomsel di Jabotabek-Jabar

Yang terindikasi macet sebesar Rp 5 triliun
''Kita targetkan (penyelesaian utang dan kredit macet) tuntas tahun depan,'' ujarnya setlah rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (27/10).

Menurut Said, penyelesaian utang RDI-SLA akan dilakukan lewat empat cara yang ditetapkan menteri keuangan

BACA JUGA: BI Jamin Likuiditas Aman

Yakni, penjadwalan ulang (rescheduling), pemotongan bunga dan denda, penyertaan modal negara (PMN), serta penghapusan.

Jika mekanisme penghapusan utang ditempuh, ada aturan yang harus ditepati
Yakni, penghapusan utang hingga Rp 10 miliar harus disetujui oleh menteri keuangan

BACA JUGA: Fokus Garap Pensiunan, Laba BTPN Terdongrak

Penghapusan utang antara Rp 10 miliar-Rp 100 miliar harus disetujui presidenPenghapusan utang di atas Rp 100 miliar harus disetujui DPR.

Mekanisme PMN harus melalui persetujuan DPR dan ditetapkan melalui keputusan presiden (Keppres)''Intinya, kami akan cari mekanisme penyelesaian utang RDI-SLA yang terbaik bagi setiap BUMN,'' katanya.

Said tidak bersedia merinci BUMN mana yang dibelit kredit macet senilai Rp 5 triliun di RDI-SLADia hanya menyebut salah satu BUMN yang punya utang RDI-SLA cukup besar adalah PT Industri Kapal Indonesia (IKI)Total utangnya USD 200 juta dan bunga/denda USD 70 juta.

Utang IKI membengkak karena, setelah mendapat order 31 kapal dari Spanyol pada 1997, dihantam krisis moneter setahun kemudianAkibatnya, BUMN itu tidak bisa memenuhi semua pesanan.

BUMN lain dengan utang RDI-SLA cukup besar adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)BUMN di bidang pengelolaan industri, perkebunan, dan farmasi ini memiliki utang sekitar Rp 1 triliun.

Selain menyelesaikan utang RDI-SLA, agenda besar lain Kementerian BUMN tahun depan adalah menertibkan unit usaha BUMN yang tidak sesuai dengan bisnis inti (core business).

Sekretaris Men BUMN Said Didu mengatakan, penertiban akan dilakukan dengan membersihkan aset-aset itu dari pembukuan BUMN''Sampai saat ini banyak aset yang tidak jelas tapi dimasukkan dalam pembukuan BUMNYang seperti ini justru membebani,'' ujarnya.

Dia menyebut laboratorium di beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) dimasukkan dalam pembukuan BUMNMisalnya, laboratorium elektronika Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dimasukkan dalam pembukuan PT LEN IndustriLalu, laboratorium hidrodinamika dimasukkan dalam pembukuan PT PAL''Aset-aset seperti itu sebenarnya dikelola oleh perguruan tinggiKarena itu, akan kami bersihkan,'' katanya.

Selain itu, lanjut dia, masih ada beberapa aset tidak jelas yang masuk dalam pembukuan BUMN, seperti PT IKI, PT Jakarta Lioyd, serta PT Dok Koja Bahari(owi/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masuk Pelabuhan Liar, Tak Diberi Ijin Berlayar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler