Penyelidikan Teror Bom di Kantor Bupati Masih Dilakukan

Senin, 21 Agustus 2017 – 11:50 WIB
Kapolda NTB Brigjen Pol Firli menggelar apel di Mako Brimob Polda NTB. Foto: Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Penyelidikan terhadap pelaku teror di Kantor Bupati Sumbawa belum menemukan titik terang. Polisi masih berusaha mengungkap orang tak dikenal yang menaruh bom berupa pipa paralon itu.

Kapolda NTB Brigjen Pol Firli mengatakan, intelijen Reserse Mobil (Resmob) dan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) masih mencari petunjuk dalam penyelidikan, terkait asal usul barang.

BACA JUGA: Densus Tangkap Teman Satu Kontrakan Perakit Bom Panci Bandung

“Petunjuk pelaku masih dikembangkan lagi,” kata Firli usai apel konsolidasi di Mako Brimob Polda NTB, seperti dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group), kemarin (18/8).

Meski pipa paralon tidak sampai meledak, tapi Firli menilai peristiwa di Kantor Bupati Sumbawa masuk dalam kriteria teror bom. Apalagi melihat beberapa materiil yang merupakan isi dari pipa paralon tersebut.

BACA JUGA: Waspadai Serangan Rumah Ibadah

”Tujuan teror itu bisa jadi tidak sampai meledakkan. Cukup menebar isu, mengakibatkan orang takut, itu namanya teror,” katanya.

Bagaimana koordinasi dengan Mabes Polri? Sebab sebelumnya mabes mengeluarkan pernyataan yang menjadi bahan utama bom pipa adalah bahan peledak black powder dan ammonium nitrat (anfo).

BACA JUGA: Sedang Buka Puasa di Warung Pizza, Bom Meledak

Menjawab itu, Kapolda mengatakan sejauh ini pihaknya belum mengatakan secara detail bahan peledak berasal dari material apa. Yang pasti, pelaku berhasil membuat orang takut atas usahanya meletakkan bom pipa di Kantor Bupati Sumbawa.

”Kalau membahayakan, buktinya kita sudah bisa tangani dan urai,” kata dia.

Saat ditanya, apakah ada target kapan menangkap penyebar teror? Kapolda mengatakan, pengungkapan suatu kasus itu, tidak harus dengan tertangkap pelakunya. Keberhasilan tidak hanya diukur dengan menangkap orang. Tetapi bisa juga karena mereka mampu menggagalkan ancaman teror itu.

”Tidak harus tertangkap pelakunya, tidak. Kita sendiri dengan menggagalkan ancaman teror itu, dengan tidak takut, itu sudah berhasil namanya,” ujarnya.

Mengenai apel konsolidasi kemarin, bertujuan untuk mengevaluasi hasil kegiatan pengamanan. Apakah tugas yang lalu sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Termasuk apakah tim juga telah mencapai hasil yang telah ditargetkan.

”Tentu kita ingin lihat apakah tugas yang lalu sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Dan Alhamdulillah seluruh wilayah NTB aman,” kata jenderal bintang satu ini.

Kapolda juga sekaligus memberi apresiasi kepada Satbrimob yang berhasil melakukan penindakan terhadap sejumlah teror. Menurut Kapolda, Brimob memiliki kemampuan yang mumpuni, baik dalam rangka intelijen maupun resersenya.

”Menyampaikan apresiasi, karena mereka hadir di setiap titik,” ujarnya.

Sebelumnya, bom pipa ditemukan di Kantor Bupati Sumbawa. Benda tersebut pertama kali ditemukan salah satu anggota Satpol PP Kabupaten Sumbawa Sapriandi, sekitar pukul 03.20 Wita. Ketika pria 30 tahun tersebut melakukan patroli di halaman Kantor Bupati Sumbawa.

Saat tiba di gerbang timur, Sapriandi melihat orang tak dikenal yang menjulurkan tangannya masuk ke dalam. Hanya sepersekian detik, orang tersebut menaruh pipa paralon berwarna abu.

Melihat itu, Sapriandi segera menginformasikan penemuan itu ke rekannya yang berjaga di gerbang barat. Dari sana, informasi adanya benda mencurigakan diteruskan ke Polres Sumbawa, Subden 2 Den A, dan Subden 3 Gegana Satbrimob Polda NTB.

Pipa paralon yang ditemukan itu memiliki panjang 21 cm dengan diameter 9,5 cm. Setelah dilakukan pembongkaran, isi pipa rupanya tak jauh berbeda dengan teror di Polres Mataram.

Terdapat paku dengan panjang 5 cm sebanyak 202 biji, paku 7 cm sebanyak 83 biji, jam weker, baterai, detonator rakitan, dan kabel tembaga. Ada juga benda yang diduga akan digunakan sebagai bahan peledak, yakni pupuk urea dan minyak tanah, dengan berat 205 gram.(dit/r2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yaelah Mas...Teror Bom Hanya Karena Uang Rp 5 Ribu?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler