jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Alhabsy mengatakan, penyerangan kepada aparat kepolisian sudah masuk pada tahap mengkhawatirkan.
Terakhir, Anggota Provost Direktorat Kepolisian Air Mabes Polri Bripka Sukardi tewas ditembak di Jalan Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan tepatnya di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.
BACA JUGA: KPK Periksa Ketua Pengadilan Tinggi Jabar
"Saya turut berduka atas gugurnya Bripka Sukardi semalam. Penyerarang kepada aparat memang sudah pada tahap yang mengkhawatirkan," kata Aboebakar, Rabu (11/9).
Menurutnya, salah satu agenda rapat kerja Komisi III DPR dengan Kapolri dan Kabareskrim Mabes Polri, kemarin adalah untuk membahas persoalan kerapnya polisi menjadi sasaran penembakan pelaku tak dikenal.
BACA JUGA: Bripka Sukardi Ditembak dari Jarak Dekat
"Namun sayang Kapolri dan Kabareskrim tidak hadir, sehingga rapat harus dijadwal ulang," jelasnya.
Dikatakan, perlu ada desain yang jelas dalam mengantisipasi rentetan penyerangan orang tak dikenal terhadap polisi yang sedang bertugas. Pada salah satu sisi, tambah dia, polisi harus meningkatkan fungsi inteljen untuk memburu para pelaku. Ia pun menyemangati dan optimis polisi dapat mengungkap pelaku.
BACA JUGA: Polisi Butuh Semua CCTV di Sepanjang Rasuna Said
"Saya yakin hal ini bisa dilakukan dengan baik, mengungkap dan menggulung jaringan tertoris yang kompleks saja mereka bisa, apalagi yang seperti ini," katanya.
Pada sisi lain, lanjut dia, kesiagaan saat bertugas dan pemenuhan prosedur harus dilakukan dengan baik. "Belajar dari kasus Bripka Sukardi ini yang melakukan pengawalan yang tidak sesuai prosedur tidak boleh terjadi lagi," paparnya.
Menurut informasi yang dia dapat pengawalan dilakukan saat lepas dinas, itupun dilakukan sendirian tanpa dilengkapi mobil sirine, padahal ada enam truk besar yang dikawal.
Lebih mengkhawatirkan lagi senjata milik Bripka Sukardi raib, yang diduga sudah diambil para pelaku. "Bila hal ini benar, maka kemungkinan besar penembakan serupa masih akan berlanjut dengan pistol rampasan tersebut," kata dia.
Karenanya, Aboebakar meminta Polri menertibkan jajarannya dalam melakukan tugas pengawalan yang seperti ini. "Semua protap harus dipenuhi dengan baik agar kejadian serupa bisa dicegah atau dihindari," beber politisi PKS ini.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Rikhwanto menjelaskan, memang seharusnya pengawalan tidak sendiri. "Tapi berdua," ujarnya di lokasi, Rabu (11/9).
Saat ditanya apakah Provost boleh mengawal truk, Rikhwanto menjawab diplomatis. "Semua polisi bekerja 24 jam bisa melakukan pelayanan kepada siapapun, dia harus siap melayani masyarakat," bebernya.
Ia menjelaskan, sementara ini kita fokus pada pencarian pelaku dan pemakaman. "Untuk internal masih didalami," bebernya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menurut Istri, Sukardi Polisi Teladan
Redaktur : Tim Redaksi