jpnn.com - TABANAN - Penyidik Polres Tabanan mulai menyimpulkan bahwa penyebab meninggalnya siswi kelas tiga C SMP Negeri 1 Tabanan, Leony Alvionita S,14, murni dikarenakan bunuh diri. Kendati demikian, motif korban melakukan aksi tersebut dengan cara gantung diri masih menjadi tanda tanya. Sampai dengan sore kemarin (7/5) atau sehari pasca peristiwa tragis itu terungkap, penyidik masih melakukan penyelidikan lebih dalam.
Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan tim INAFIS Polres Tabanan terhadap jenazah korban pada Selasa petang (6/5). Selain itu kemarin pagi tim yang sama juga melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian yakni di ruko yang dikontrak orang tuanya, jalan Mawar 51, Banjar Gerogak Gede, Desa Delod Peken, Tabanan.
BACA JUGA: Investasi Meningkat, Bupati Banyuwangi Optimistis Turunkan Jumlah TKI
“Kesimpulan sementara yang bersangkutan memang meninggal karena bunuh diri. Cuma apa motifnya ini yang perlu kami dalami lagi,” jelas Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Polres Tabanan AKP I Wayan Arta Ariawan.
Secara sekilas Arta menerangkan, dari hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah, di tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Terkecuali bekas jeratan pada bagian leher. Sementara dari hasil pemeriksaan di lokasi kejadian, dasi yang dipakai korban untuk mengakhiri hidupnya masih terikat pada trali jendela di lantai dua rukonya.
BACA JUGA: Usai Kerjakan UN Matematika, Siswi SMP Gantung Diri Masih Pakai Seragam
“Selain olah TKP (tempat kejadian perkara), kita juga sedang berusaha mencari informasi tambahan dari keluarga maupun teman-temannya,” imbuh mantan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Badung ini.
Setidaknya sampai dengan sore kemarin sudah ada tujuh orang yang dimintai keterangannya. Tujuh orang ini antara keluarga korban baik orang tua maupun pamannya. Kemudian teman-teman sekolahnya yang beberapa di antaranya pernah menjadi teman dekat korban atau pacarnya.
BACA JUGA: Siswi Tewas Gantung Diri Usai UN Matematika
“Ada satu teman dekatnya yang cerita, kalau sebelum kejadian atau sebelum sampai di rumah, korban sempat ngobrol dengannya. Yang disinggung hanya masalah soal pada ujian Matematika yang dikerjakan sebelumnya. Katanya soal itu lumayan sulit,” ungkapnya.
Peristiwa tragis yang terjadi pada gadis yang dikenal periang ini sontak membuat kaget pihak sekolah. Terlebih di saat yang bersamaan, korban sejatinya tengah mengikuti Ujian Nasional (UN). Selama ujian berlangsung sejak Senin (5/5), korban menempati ruangan V dengan nomor peserta 08.025.088.
Tapi di hari ketiga pelaksanaan UN dengan mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Inggris, bangku di ruangan itu terlihat kosong. Selama dua hari sebelum kejadian dia menempati bangku nomor urut dua dari depan pada sisi sebelah kiri.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Tabanan I Dewa Nyoman Sarjana di kesempatan yang sama menyangsikan penyebab korban akibat kesulitan menjawab soal ujian. Sebab dari informasi yang diperoleh guru mata pelajaran Matematika, korban selama ini dianggap mampu mengerjakan soal-soal selama proses belajar mengajar. Bahkan nilainya berada di atas rata-rata.
“Memang yang bersangkutan aktif dalam setiap kegiatan. Terutama di bidang olahraga, khususnya Basket. Tapi di bidang akademis lainnya, seperti Matematika, dia termasuk rata-rata,” pungkasnya. (hai/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Dewan dan Bupati Yakin Gunung Slamet tak Akan Meletus
Redaktur : Tim Redaksi