Penyintas Divaksin 2 Kali Masih Kena Omicron, Prof Tjandra Yoga Beri Penjelasan

Minggu, 13 Februari 2022 – 21:15 WIB
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), DTM&H, DTCE, FISR. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), DTM&H, DTCE, FISR. mengungkapkan Covid-19 varian Omicron terbilang unik.

Menurut Tjandra Yoga, virus ini bisa menembus penyintas Covid-19 yang sudah divaksin dua kali.

BACA JUGA: Penelitian Terbaru: Omicron Bertahan Lebih Lama di Permukaan Kulit dan Plastik

Walaupun efek yang ditimbulkan tidak seberat Delta, tetapi Omicron tingkat penyebarannya lebih cepat.

Dia menyebutkan kasus Omicron 10-20 persen bergejala sedang ringan, tetapi ada juga yang berat hingga menyebabkan kematian, walaupun persentasinya sangat kecil.

BACA JUGA: Covid-19 Melonjak Akibat Varian Omicron, Yuk, Simak 6 Info Penting Ini!

"Banyak yang bertanya sudah pernah sakit Covid-19, disuntik vaksin dua dosis, kok masih terinfeksi juga," ujar Prof Tjandra Yoga dalam webinar bertajuk Situasi Terkini Covid-19 dan Solusinya, Minggu (13/2).

Bagaimana Omicron bisa menembus imunitas? Prof Tjandra menjelaskan seseorang yang sudah divaksin dua dosis berpeluang mengalami penurunan efikasi vaksin 50-70 persen.

BACA JUGA: Kasus Omicron Melonjak, Masyarakat Tak Perlu Panik, Ini Sebabnya

Ketika turun itu ditambah lagi dengan prokes yang tidak ketat, Omicron bisa menembus pertahanan tubuh.

Itu sebabnya kata Prof Tjandra Yoga, diberikan booster tujuannya untuk menaikkan efikasi perlindungan. Program vaksin booster sudah digencarkan pemerintah sejak Januari 2022.

Prof Tjandra mengungkapkan kasus Omicron di RSUP Persahabatan menunjukkan beberapa gejala penyakit kekinian tersebut. Di antaranya batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen, letih dan nyeri otot 60 persen, nyeri perut 5 persen, dan demam 18 persen.

Bagaimana mencegah Omicron? Prof Tjandra mengungkapkan, penyebaran Omicron tidak hanya dari luar negeri lagi, tetapi transmisi lokal juga banyak.

Sekarang ini penularan ke saluran napas atas yakni batuk kering dan tenggorokan sehingga banyak kasus yang tidak sampai menyebabkan demam.

Oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan sosial bagi masyarakat dari new normal menjadi now normal. Pemerintah melakukan PPKM, PJJ, dan pembatasan lain.

Kalau masyarakat ada gejala atau kontak dengan orang positif Covid-19, lakukan tes dan tracing. Kemudian vaksinasi dan booster ditingkatkan, lansia juga diprioritaskan. Bagi pengunjung dari luar negeri dilakukan PCR, karantina, pengawasan pascakarantina.

"Kesiapan rumah sakit berupa bed atau ruangan, obat dan alat, sistem kerja aman, sistem rujukan, dan tenaga kesehatan harus dipersiapkan," pungkas Prof Tjandra Yoga. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler