Perahu Rombongan Pengantar Pengantin Karam, Rebutan Papan, Saling Tindih di Laut

Kamis, 06 Juli 2017 – 04:57 WIB
Perahu rombongan pengantin sebelum bertolak dari Dermaga Pulau Saugi, menuju Pulau Samatelle, Desa Mattiro Walie. Foto: Istimewa/Fajar

jpnn.com - Perahu rombongan pengantar pengantin karam di perairan Pulau Samatellu, Desa Mattiro Walie, Kecamatan Tupabbiring Utara, Pangkep, Sulsel. Para penumpang sempat berebutan papan, hingga saling tindih.

SAKINAH FITRIANTI-AGUNG PRAMONO

BACA JUGA: Bocah 10 Tahun Terseret Arus Sungai Lalu Masuk Bekas Galian C, Innalilahi...

SIANG itu, Rabu (5/7), jarum jam menunjukkan pukul 15.15 Wita. Rombongan pengantar pengantin satu per satu naik ke atas perahu dari dermaga Pulau Saugi, Pangkep.

Mereka baru saja mengantar pengantin laki-laki yang juga Kepala Desa Mattiro Walie, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Nursam yang menikahi gadis pujaan hatinya, Nenni.

BACA JUGA: Ikut Berduka, Semoga Orang Tua Nizam Tabah Menerima Kenyataan Ini

Syamsuriani (40), Kepala Desa Parenreng, Kecamatan Segeri, ada di antara rombongan pengantin itu. Ada sekitar 20 orang yang naik di perahu ambulans milik Nursam. Kebanyakan duduk di pinggir perahu.

Pada pukul 15.30 Wita, posisi perahu ada di Pulau Salebbo, Desa Mattiro Walie, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara. Tiba-tiba, ombak tinggi menerjang. Perahu oleng ke kiri.

BACA JUGA: Mistis, Jasad Hasbullah Muncul setelah Dipancing dengan Umpan Kain Kafan

Nakhoda perahu, Fattang (35), tidak berdaya mengendalikan perahu, karena rata-rata penumpang duduk di sisi perahu.

Perahu oleng dan perlahan turun ke dasar laut. Para penumpang kemudian saling berebut papan. Mereka saling tindih untuk mendapatkan papan sebagai pelampung penyelamat.

"Saya beruntung masih dapat papan, sehingga masih bisa selamat. Walaupum berebutan dan saling tindih di laut," beber Syamsuriani kepada FAJAR (Jawa Pos Group).

Syamsuriani menambahkan, dia sekitar setengah jam mengapung di laut, hingga pertolongan datang dari perahu nelayan yang berdatangan untuk menolong para korban.

"Saya setengah jam kayaknya mengapung. Baru datang kapal masyarakat menolong," katanya.

Hingga tadi malam, tercatat enam meninggal dunia. Masing-masing, Hasmawati (23), Nurfausia (16), Hj Rahmawati (52), Hj Ramlah (45), Mulianti (23), dan Rosmawati (52).

Sementara yang selamat ada 11 orang, masing-masing, Amirullah (50), Mustakim (39), Syamsyuriani (40), Edy Rahman (35), Yulsanti (30), Aliyah (13), Adi (35), Fattang (35), Irma, Andi Rahim, dan Raodah. Empat lainnya masih dalam pencarian, masing-masing, Mulyansah (15), Hamka, Haikal, dan Arsyad.

Kepala Pelabuhan dan Keselamatan Transportasi Laut, Dinas Perhubungan Pangkep, Husni Tamrin menyampaikan, tenggelamnya perahu rombongan tamu pernikahan tersebut akibat cuaca buruk yang melanda perairan tersebut.

Menurutnya, lokasi tenggelamnya kapal tersebut berada di kedalaman 26,7 meter. Namun, hingga kini bangkai kapal tersebut belum ditemukan.

Basarnas Makassar, ikut menggerakkan personel begitu mendengar ada perahu pengantin tenggelam. Kepala Basarnas Makassar, Amiruddin mengatakan, sebanyak 37 personel digerakkan dengan menggunakan Kapal Antasena.

Berangkat dari Pelabuhan Paotere Makassar. "Tim, saat ini masih melakukan pencarian bersama tim gabungan, yang kita cari masih empat orang lagi," katanya saat dikonfirmasi FAJAR.

Amiruddin menerangkan, pencarian akan terus dilakukan. "Sesuai dengan protap jika belum ditemukan malam ini, sampai tujuh hari ke depan akan terus dilakukan pencarian," tambahnya. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Liburan di Pantai, Malah Terseret Ombak


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler