“Hubungan antara pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan guru saat ini nampaknya belum sekohesif yang diharapkan,” ungkap Fasli usai peluncuran Program Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2010 di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Jakarta, Sabtu (30/1).
Lebih lanjut Fasli menyebutkan, ada tiga macam pengawas, yakni pengawas guru kelas di sekolah dasar, pengawas bidang studi di sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), serta pengawas sekolah manajemen sekolah
BACA JUGA: 1337 Master dan 68 Doktor dari UI Diwisuda
“Idealnya pengawas itu kalau pengawas bidang studi diambil dari guru-guru yang jago-jagoMenurutnya, pengawas secara fungsional lebih berperan dibandingkan pegawai-pegawai di dinas-dinas, kasi, dan kasubdin
BACA JUGA: BJ Habibie Terima Gelar Doktor dari UI
“Pengawas harus mampu memahami apa yang diperlukan di dalam menilai kinerja secara akademik ,manajerial, dan enterpreneurial dari seorang kepala sekolah,” imbuhnya seraya menambahkan, kepala sekolah juga harus diberikan kebebasan sebagai manajer pendidikanDijelaskan, cara yang tepat untuk dilakukan adalah berani memisahkan mana yang dapat masuk birokrasi dan mana yang otonomi di tingkat sekolah
BACA JUGA: Syarat Sertifikasi Guru Diperketat
Hal ini , terang dia, cukup diawasi oleh komite sekolah dan profesinyaProfesi yang dimaksud di sini adalah kepala sekolah dan profesi pengawas.Dari data di Kementrian Pendidikan Nasional, saat ini terdapat 250 ribu kepala sekolah dan 25 ribu pengawas sekolah di seluruh IndonesiaSelama tahun 2009 sampai sebelum 100 hari program kerja Mendiknas, lebih dari 19.000 kepala sekolah menjalani pelatihan kompetensi“Sasaran kita pada tahun 2014 tidak ada kepala sekolah yang tidak kita kenal kompetensinyaMereka harus melakukan pemberdayaan terus menerus,” tukasnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendiknas: Kualitas Pendidikan Sudah Baik
Redaktur : Antoni