jpnn.com - CHICAGO - Aksi penembakan masal kembali mengguncang Amerika Serikat. Sebanyak 13 orang, termasuk seorang bayi tiga tahun, terluka karena tindakan yang diyakini bermotif perang antargeng tersebut.
Aksi brutal itu terjadi di sebuah taman di sisi timur Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Kamis (19/9) pukul 22.00 waktu setempat. Tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut. Tetapi, si bayi yang mengalami luka tembak di pipi dilaporkan dalam kondisi kritis. Seorang korban yang lain, pria berusia 24 tahun, tertembak dua kali di bagian perut.
BACA JUGA: Jenderal Polisi Tewas Tertembak
Petugas di lapangan menambahkan, korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat dengan ambulans. Sementara itu, sebagian korban, paling banyak berusia 20-30 tahun, tertembak di bagian lengan, tungkai, atau kaki.
"Kami yakin bahwa motif penembakan tersebut terkait dengan geng," kata Ron Gaines, juru bicara kepolisian Chicago. Meski begitu, polisi hingga kemarin belum menangkap seorang pun. Para detektif sedang mengumpulkan keterangan para saksi.
Amina Greer, juru bicara kepolisian Chicago, kepada Associated Press juga menegaskan hal serupa. "Penyelidikan masih berlangsung,‚" tutur Greer.
BACA JUGA: 80 Orang Tewas, 58 Masih Hilang
Julian Harris, seorang saksi, mengungkapkan kepada Chicago Sun Times bahwa pelakunya adalah pria yang berambut gimbal. Dia memuntahkan peluru dari dalam mobil lalu melaju ke arah Cornell Square Park sambil terus menembak. Keponakan Harris, bayi berumur tiga tahun, terluka.
"Mereka biasa datang ke sekitar sini. Mereka mencari orang-orang untuk ditembaki setiap malam. Ini memang masalah geng. Itulah yang selalu mereka lakukan,"papar Harris.
BACA JUGA: 15 Hari Nyemplung Sumur
Francis John, 70, menyatakan sedang berada di apartemen ketika terjadi penembakan. Dia langsung turun untuk melihat kejadian tersebut. "Banyak anak-anak muda yang berlari karena ketakutan," ungkapnya
Seorang warga lain mengaku kaget dengan kejadian itu. Sebab, lanjut dia, kekerasan bersenjata sudah jarang terjadi di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, tiga pekan lalu kekerasan yang bertepatan dengan Hari Buruh (Labor Day) di Chicago pecah.
Saat itu, ada penembakan masal yang mengakibatkan delapan orang tewas dan 20 terluka. Aksi kejahatan geng di Chicago memang kerap terjadi. Itu disebut-sebut sebagai penyakit kota yang paling besar di Illinois tersebut. Kekerasan geng itu juga mengakibatkan jumlah kasus pembunuhan yang rata-rata meningkat 16 persen daripada tahun lalu.
Presiden AS Barack Obama yang tahun lalu menyempatkan pulang ke Chicago, kampung halamannya, menyerukan agar menghentikan kekerasan bersenjata. Seruan itu diungkapkan di tengah upayanya dalam menekan reformasi terhadap undang-undang tentang kontrol kepemilikan senjata di kongres. (AFP/AP/cak/c15/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Prancis Terganggu Ulah Copet Spesialis Wisatawan
Redaktur : Tim Redaksi