Perang Berlanjut, Satu Tewas, 37 Anak Panah Menancap di Tubuhnya

Sabtu, 02 Juli 2016 – 05:37 WIB
Massa salah satu kelompok di Kwamki Narama, sesaat setelah bentrok dengan kelompok lain, Rabu (22/6). Foto: MARKUS RAHALUS/Radar Timika/JPNN.com

jpnn.com - TIMIKA – Perang berdarah antardua kelompok warga di Kwamki Narama, Timika, Papua, belum juga berakhir. Kedua kelompok dengan bersenjatakan panah tradisional sudah kembali melakukan aksi saling serang sejak Jumat (1/7) dini hari kemarin. 

Akibat pertikaian ini, seorang warga yang diketahui bernama Jenius K tewas mengenaskan dengan 37 anak panah yang menancap di sekujur tubuh korban.

BACA JUGA: Heboh! Banyak Uang Hilang, Tuyul Beraksi Jelang Lebaran?

Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, SIK MSi saat ditemui wartawan, Jumat (1/7) siang kemarin membenarkan kembali terjadinya pertikaian yang sudah terjadi sejak lebih dari dua bulan lalu itu.

Kapolres juga membenarkan jika seorang warga berjenis kelamin laki-laki yang diketahui bernama Jenius K, tewas dengan puluhan anak panah yang masih tertancap saat jenazahnya ditemukan.

BACA JUGA: RESMI! Nomor Polisi di Papua Bukan DS Lagi

“Korban diduga kena tadi (kemarin, red) subuh, karena mulai jam tiga subuh itu mereka sudah mulai buang-buang suara, baik itu dari kelompok atas maupun kelompok bawah,” kata Kapolres.

Setelah keduanya sempat saling serang, aparat Kepolisian kemudian melakukan penyisiran ke hutan untuk memeriksa informasi adanya korban di dalam hutan. Akhirnya polisi mendapati sesosok jenazah yang dalam kondisi mengenaskan. 

BACA JUGA: Si Ibu Tolak Bayinya yang Baru Lahir Diimunisasi, akhirnya...

Di tubuhnya masih tertancap puluhan anak panah. Kendati demikian, Kapolres belum memastikan korban berasal dari kubu mana. Karena kedua kubu mengklaim jika korban meninggal adalah dari pihak lawan.

“Dari kelompok bawah menanyakan nama korbanya siapa, tapi akirnya dari kelompok atas tidak bisa memberikan jawaban. Tadi pagi kita sisir dan kita dapatkan satu orang terbunuh dengan 37 anak panah. Dari kelompok atas mengklaim bahwa ini dari kelompok bawah, dari kelompok bawah juga tidak mengakui karena yang bersangkutan tersebut bukan berasal dari kelompok bawah. Bahkan dari kelompok bawah menyampaikan bahwa ini dari kelompok atas,” jelas Kapolres.

Kedua kelompok tidak mengakui jika korban adalah bagian dari mereka. Keduanya justru menganggap diri jika kelompoknya sudah menang. Usai penemuan jenazah, aparat Kepolisian kemudian mengevakuasi korban ke kamar jenazah RSUD Mimika. 

Lantaran tidak diakui dari kelompok mana, Kapolres menyebut akan melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas sosial mengenai pemakamannya.

Kapolres menyebut hingga Jumat sore kemarin, kedua kelompok di Kwamki Narama masih saling buang suara. “Situasi terakir tadi pagi mereka masih waita-waita, masih menari-menari kemudan masing-masing kelompok mengklaim bahwa mereka sudah menang,” tuturnya.

Pasca kembali tewasnya seorang warga di Kwamki Narama, Kapolres mengkhawatirkan jika situasi di Kwamki Narama kembali keruh. Berbagai upaya telah dilakukan Kepolisian untuk mendamaikan kedua kelompok di Kwamki Narama, mulai dari patah panah, sosialisasi,  pendekatan, hingga tindakan tegas.

Namun, upaya tersebut seolah belum membuahkan hasil. Masih mentahnya perdamaian di Kwamki Narama, menurut Kapolres Mimika dan berbagai tokoh masyarakat, LSM hingga beberapa anggota DPRD Mimika, karena belum adanya perhatian dari Pemda setempat. 

Bahkan Pemda dituding membiarkan aparat Kepolisian bekerja sendirian mengupayakan perdamaian warga di Kwamki Narama.

Demi perdamaian warganya, Kapolres mengharapkan Bupati untuk memperhatikan masalah yang begejolak di Kwamki Narama. “Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka persoalan di Kwamki Narama tidak akan pernah selesai,” tegas Kapolres.

Kapolres menyebut, sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2012 dan PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanganan Konflik Sosial, Pemda diminta untuk lebih aktif dalam menangani setiap permasalahan yang ada di wilayahnya. 

“Apabila pak Bupati tidak ada di tempat, minimal memerintahkan  atau mendelegasikan bawahanya ataupun unsur-unsur terkait untuk aktif dengan DPRD dan aparat keamanan, mari kita selesaikan masalah ini secara bersama,” harap Kapolres. 

Hingga pukul 22.15 WIT semalam, jasad korban masih disemayamkan di ruang jenazah RSUD Mimika.(dzr/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Salut! THR Belum Dibayar, Petugas DKP Ini Memilih Tetap Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler