jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah berhasil memulangkan 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani observasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau setelah dijemput dari Wuhan, Tiongkok.
Semua WNI dipastikan dalam keadaan sehat tanpa ada yang terpapar virus Covid-19 atau virus korona.
BACA JUGA: Profesor di Universitas Airlangga Temukan Vaksin Virus Corona
Kesuksesan pemerintah dalam melakukan observasi dan mencegah tersebarnya virus itu pun menuai apresiasi dari dunia internasional. Salah satunya adalah dari World Health Organization (WHO).
Sampai hari ini Indonesia masih aman dan belum memiliki kasus positif Covid-19. Namun, terlalu dini untuk menurunkan kewaspadaan dari pandemi ini.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Bersiaplah, 51 Ribu PPPK Demo Besar-besaran, Pujian WHO untuk Indonesia
Hal tersebut lantaran di belahan dunia lain pandemi Covid-19 masih terus bertambah. Perkembangan global terkini terdapat 26 negara yang sudah memiliki kasus Covid-19, paling parah di Republik Rakyat Tiongkok.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, pemerintah Indonesia masih memiliki agenda yang panjang dalam memerangi pandemi Covid-19.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Angin Segar untuk Honorer K2? Kantong Plastik Rp 10 Ribu
Muhadjir menyebut saat ini pemerintah terus mengawasi WNI di luar negeri yang masih terancam terpapar Covid-19.
Contoh kasus ini, menurut Muhadjir, adalah WNI awak kapal pesiar Westerdam dan Diamond Princess yang di dalam kapal pesiar tersebut terdapat beberapa orang yang terdampak Covid-19.
“Bila terjadi keadaan terburuk, kita harus tangani seperti WNI dari Hubei. Tetapi kita juga menghormati kewenangan negara dan protokol WHO yg telah ditetapkan. Saya kira kita juga akan siap untuk menghadapi itu,” tutur Menko PMK dalam Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).
Selain memantau perkembangan WNI di luar negeri, tentu saja keamanan dalam negeri juga diutamakan pemerintah.
Menko Muhadjir mengatakan pemerintah akan memperketat kewaspadaan pintu-pintu masuk ke Indonesia dari berbagai jalur yaitu darat laut dan udara, termasuk memaksimalkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan.
Pemerintah juga akan memperketat pemeriksaan riwayat perjalanan dan kesehatan dari Warga Negara Asing (WNA) yang akan masuk ke Indonesia.
“Yang akan kita lakukan adalah memperketat pintu-pintu masuk dan juga menelusuri riwayat perjalanan mereka yang masuk ke Indonesia terutama seperti yang ditetapkan Kementerian Luar Negeri misalnya mereka harus orang yang selama 14 hari terakhir tidak pernah berada di daratan pusat terjadinya penyakit ini yaitu di daratan Cina. Jadi itu akan perketat betul,” terangnya.
Pemerintah pun telah bekerja sama dengan internasional yakni dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atalanta dalam penyediaan reagen primer untuk mendeteksi Covid-19.
Mengenai kesiapan fasilitas kesehatan untuk mengatasi Covid-19, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Muhadjir mengatakan beberapa rumah sakit sudah siap menampung pasien apabila kemungkinan terburuk kasus Covid-19 muncul di Indonesia.
“Rumah sakit yang memiliki fasilitas ruang isolasi negatif adalah 26 untuk yang dikelola pemerintah dan 25 rumah sakit untuk yang dikelola swasta dan bumn. Bed untuk yang bertekanan negatif cukup memadai yaitu sekitar 227 bed. Ada ribuan ruang isolasi di rumah sakit kita. Memang diperlukan isolasi bertekanan negatif tapi hanya untuk pasien-pasien yang dalam keadaan gawat,” terang Muhadjir.
Menko PMK menekankan agar semua pihak untuk menjaga suasana agar tidak timbul kepanikan. Karena apabila kepanikan sudah tumbuh kerugian akan bisa terjadi. Menurut Muhadjir, Indonesia masih sangat diuntungkan karena belum ada satupun WNI yang terdampak.
“Pemerintah sudah sangat tepat mensikapi ini. Saya kira langkah-langkah kita sudah patut diapresiasi. InsyaAllah kita sambil berdoa mudah-mudahan wabah ini berakhir dan Indonesia terlindungi dari wabah ini,” pungkas Menko PMK. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia