Perang tak Berkesudahan Harus Diselesaikan, Cak Nun Minta Jokowi dan Rizieq Shihab Dialog 4 Mata

Rabu, 09 Desember 2020 – 05:19 WIB
Cak Nun. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Budayawan Emha Ainun Najib turut menyoroti peristiwa kematian enam anggota FPI yang ditembak oleh polisi.

Menurut pria yang akrab disapa Cak Nun itu, perlu langkah yang mendasar untuk memperbaiki itu semua. Salah satunya dialog antara Presiden Joko Widodo dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

BACA JUGA: 6 Laskar FPI Ditembak Mati, Polisi Masih Memburu 4 yang Selamat

"Enam orang rakyat Indonesia mati ditembak. Menurut FPI yang salah polisi, menurut polisi yang salah FPI. Kita rakyat mendengarkan dan percaya ke yang mana?" ujar Cak Nun di situs caknun.com, Selasa (8/12).

Cak Nun merasa semua keruhnya permusuhan yang tak habis-habis ini adalah akibat yang tidak diurus sebabnya secara mendasar.

BACA JUGA: Nikita Mirzani Tertawakan Ustaz Maaher yang di Penjara, Kiki The Potters: Awal Tahun, Lu Juga Bakal Nyusul

Dia melanjutkan, semua pertengkaran nasional yang tak ada ujungnya ini, karena semua pihak tidak mempelajari, mendewasai dan membijaksanai manajemen jarak antara musyawarah menuju mufakat dalam sila keempat Pancasila.

Dia mengharapkan kedua pihak itu untuk merenung sejenak.

BACA JUGA: Kasus Bentrokan FPI Vs Polisi Ditarik ke Mabes Polri

"Ini momentum untuk menguji apakah bangsa kita punya tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan dan berkebijaksanaan pemimpin," kata dia.

Cak Nun mengaku menanti Jokowi sebagai kepala negara menyampaikan pandangannya terkait kematian 6 warganya.

"Sambil menunggu presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam rakyatnya: sekarang saatnya terjadi dialog empat mata antara Jokowi dengan Habib Rizieq," ujar Cak Nun.

Tokoh berjulik Kiai Mbeling itu menyebut dialog itu bisa melibatkan tokoh seperti Jusuf Kalla dan KH Mustofa Bisri alias Gus Mus. "Bisa disusul dialog-dialog berikutnya antarberbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini," cetusnya.

Cak Nun mengharapkan ada hasil yang dicapai dari dialog itu. Pertama, menang bersama, bukan menangan sendiri.

Kedua, Cak Nun mengharapkan semua pihak menjadi tenang dalam pertemuan itu. Ketiga, tidak boleh ada yang dipermalukan.

"Menang tanpo ngasorake (menang tanpa merendahkan). Yang menang NKRI, persatuan kesatuan, bangsa dan rakyat Indonesia. Win-win game. Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apa pun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," kata Cak Nun. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler