jpnn.com - Penyakit kanker bisa disembuhkan tergantung dari kondisi pasien. Salah satunya dengan melihat tingkat atau stadium kanker, usia penderita, kondisi kesehatan secara menyeluruh dan juga faktor lainnya.
Secara medis pengobatannya pun beragam. Mulai dari kemoterapi, radioterapi, operasi hingga perawatan paliatif. Namun banyak yang belum tahu tentang perawatan paliatif.
BACA JUGA: Gandeng Indonesia Pasti Bisa, SiCepat Ekspres Beri Bantuan ke Rumah Pejuang Kanker Ambu
Menurut WHO, perawatan paliatif merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya menghadapi masalah kesehatan yang mengancam jiwa. Caranya, melalui penanganan dan pencegahan rasa nyeri serta keluhan fisik lainnya. Lalu, psikologis, sosial, dan spiritual.
"Di masa-masa sulit, perawatan paliatif sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup dan rasa nyaman pasien," kata dokter Venita Eng, koordinator Perawatan Paliatif MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dalam edukasi kesehatan menyambut Hari Paliatif Internasional secara live di Instagram, dikutip Rabu (19/10).
BACA JUGA: Kronologis Kepergian Ibunda Gading Marten, Sempat Divonis Kanker Paru-Paru
Dalam edukasi yang diikuti sejumlah komunitas penyintas kanker itu, dokter Venita menjelaskan perawatan paliatif tidak terbatas diberikan kepada pasien kanker stadium tertentu. Bisa dimulai sejak stadium awal dan kondisi non-kanker.
"Kami melibatkan tim multidisiplin, yaitu dokter dari berbagai layanan spesialis, perawat, tim holistic care, relawan, serta rohaniawan," kata dokter yang aktif di Yayasan Kanker Indonesia itu.
BACA JUGA: Operasi Kanker Prostat Menggunakan Teknologi Robotik Ada di Indonesia, Mantap!
Ditambahkannya layanan paliatif di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dapat diakses pasien dan keluarga melalui konsultasi langsung di poliklinik paliatif, kunjungan di ruang rawat inap, dan telekonsultasi. Selain itu tersedia layanan kunjungan tim dokter dan perawat di rumah pasien.
"Untuk prinsip perawatannya, dengan menghargai setiap kehidupan dan kematian manusia sebagai proses yang normal," ujarnya.
Selain itu, menghargai keinginan pasien mengambil keputusan, upaya menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu. Juga mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga.
"Mengacu dari prinsipnya, dapat dikatakan penanganan satu pasien tidak dapat disamaratakan dengan pasien lainnya," imbuhnya.
Tim MRCCC juga memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap seaktif mungkin sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat, bahkan hingga dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad