Perayaan Milad GAM, Gubernur : Perjuangan Belum Berakhir

Jumat, 05 Desember 2014 – 07:25 WIB

jpnn.com - BANDA ACEH – Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke 38 yang jatuh pada 4 Desember diperingati secara serentak di sejumlah Kabupaten/Kota di Aceh, Kamis (4/12).

Di Banda Aceh, peringatan Milad GAM dilaksanakan secara sederhana dengan menggelar doa dan zikir bersama di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, di Lamteumen Timur. Sejumlah ulama Aceh, unsure Muspida Aceh dan mantan kombatan GAM dari berbagai wilayah turut hadir dalam acara tersebut, kemarin.

BACA JUGA: Bom Meledak, 2 Polisi di Banten Dilarikan ke Rumah Sakit

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, yang juga tuha peut PA mengatakan, 4 Desember merupakan hari bersejarah bagi Aceh, dimana pada tanggal tersebut dideklarasikan perjuangan GAM oleh almarhum Hasan Muhammad di Tiro. “Hari ini harus diingat oleh masyarakat Aceh,” ujar Zaini.

Dikatakan, meski Aceh telah damai, namun perjuangan Aceh belum selesai. Masih banyak yang harus dilakukan untuk membangun Aceh kedepan. Salah satu perjuangan Aceh saat ini, sebut Zaini, menuntut hak Aceh berupa peraturan sebagai turunan MoU Helsinki dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.

BACA JUGA: Kapal Kyosei Maru Angkut Minyak Pesanan Mafia BBM Dalam Negeri

“Pemerintah Pusat telah menunjukkan komitmennya dan berjanji menuntaskan segala regulasi itu akhir tahun ini. Kita patut bersyukur," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur mengajak seluruh unsur termasuk mantan kombatan GAM untuk bersama-sama berjuang demi kesejahteraan rakyat Aceh.

BACA JUGA: Mantan Anggota DPRD Bekingi Penambangan Liar

"Banyak pekerjaan dan perjuangan kita, terutama saya sebagai kepala pemerintahan. Masih banyak anak yatim, fakir miskin, janda-janda korban konflik dan tsunami yang masih butuh perhatian kita," sebut Zaini.

Sementara Ketua Panitia peringatan Milad GAM, Kamaruddin Abubakar, dalam sambutannya mengatakan,peringatan Milad GAM dilakukan untuk mengingatkan rakyat Aceh agar tak melupakan milad GAM. “Dengan adanya perjuangan itu maka lahirlah MoU Helsinki dan UU Pemerintahan Aceh,” terangnya.

Sementara itu, ribuan masyarakat Aceh Besar  memadati komplek makan Teungku Chik Ditiro, Kamis (4/12) untuk menghadiri Milad GAM ke-38. Selain warga, momen bersejarah tersebut juga dihadiri oleh mantan kombatan GAM di Aceh Besar.

Perayaan Milad GAM kali ini dilaksanakan secara sederhana. Acara ini diisi dengan kenduri, berdoa bersama dan pemberian sumbangan kepada 800 anak yatim di kabupaten Aceh Besar.

"Pada saat ini kondisi  Aceh sudah damai, tapi ingatan kita tetap. Perjuangan kita untuk tanah Aceh tetap kita perjuangan demi kemakmuran Rakyat Aceh," sebut Sekjen KPA Pusat Mukhlis Basyah, pada saat memberikan sambutan di hadapan ribuan warga.

Dikatakan, sebagai pimpinan daerah di Aceh Besar dirinya tetap akan memperjuangkan hak rakyat Aceh, demi memajukan dan mensejahterakan masyarakat di wilayahnya.

"Jika jakowi berkata siap masuk kedalam blusukan rakyat, saya lebih dari itu siap, demi rakyat Aceh saya siap," sebutnya.

Mantan Gubernur GAM Aceh Besar, Tengku Ahyar, dalam sambutannya kembali  mengingatkan rakyat Aceh agar tak melupakan milad GAM. Karena dengan adanya perjuangan itu maka lahirlah MoU Helsinki dan UU Pemerintahan Aceh. (msa/mag-53)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelarian dari Makassar, Diringkus di Merauke


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler