jpnn.com, KUDUS - Guna menghadapi tantangan globalisasi, Indonesia menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai pondasi dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya membutuhkan modal yang besar, tetapi juga sumber daya manusia yang unggul sebagai penopang proses pembangunan.
BACA JUGA: Writing Competition Beswan Djarum Bentuk Karakter Kritis
Pembangunan ini membutuhkan banyak tenaga ahli pengelasan pada seluruh proyek infrastruktur strategis. Proyek pembangkit tenaga listrik 35.000 Megawatt, kilang migas lepas pantai, serta pembangunan galangan kapal dalam rangka mendukung program tol laut Presiden Joko Widodo, membutuhkan tenaga ahli pengelasan dengan jumlah yang tidak sedikit.
Indonesia Country Representative pada Asian Welding Federation (AWF) M. Moenir mengatakan, saat ini ada sekitar 500.000 tenaga pengelasan di Indonesia. Sayang, hanya 10 persen dari mereka yang memiliki sertifikasi yang diakui oleh dunia internasional. "Dengan laju pertumbuhan proyek infrastruktur yang masif saat ini, masih dibutuhkan tambahan 50.000 tenaga ahli pengelasan yang tersertifikasi," kata Moenir dalam siaran tertulisnya, Rabu (23/1).
BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Yogyakarta Ikuti Tes Seleksi Beasiswa Plus
Untuk mengisi kekurangan ini, Djarum Foundation bersama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) berinisiatif untuk turut mencetak tenaga ahli pengelasan di Indonesia dengan mengembangkan program keahlian Teknik Pengelasan di SMK NU Ma’arif Kudus, Jawa Tengah.
Inisitiatif ini dimulai dengan menyelaraskan kurikulum Teknik Pengelasan pada tingkat SMK, sehingga lulusannya memiliki kompetensi unggul yang dibutuhkan oleh dunia industri. Berkolaborasi dengan Kampuh Welding Indonesia, suatu institusi pengelasan terbaik di negeri ini, Djarum Foundation dan SMBC menyiapkan kurikulum Teknik Pengelasan yang memungkinkan siswanya tidak hanya mampu melakukan teknik pengelasan 3G, tetapi juga hingga teknik pengelasan pipa 6G.
Teknik pengelasan pipa 6G inilah yang saat ini banyak dibutuhkan oleh proyek-proyek infrastruktur strategis di Indonesia dan mancanegara. Selanjutnya, guru sebagai ujung tombak pembelajaran mendapatkan pelatihan khusus selama 6 bulan oleh para ahli pengelasan di Kampuh Welding, sehingga mereka mampu membekali para siswa dengan teknik pengelasan terkini dengan sertifikasi yang diakui dunia internasional.
Inisiatif berikutnya adalah menyiapkan gedung bengkel pengelasan (Welding Shop) berstandar internasional, yang dilengkapi dengan berbagai mesin pengelasan terbaik di dunia buatan OTC Daihen Jepang, seperti mesin-mesin pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Metal Arc Welding (GMAW), serta Gas Tungsten Arc Welding (GTAW).
Welding Shop ini memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya, seperti mesin bending, mesin shearing, mesin pemotong pelat baca CNC Plasma Cutting, dan mesin pengelasan spot welding guna menunjang produktifitas siswa SMK NU Maarif Kudus dalam meningkatkan keahlian yang dimiliki.
Setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun, lulusan SMK NU Maarif Kudus akan memperoleh sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia (BNSP) dan juga sertifikasi Nippon Kaiji Kyokai (Class NK) dari Jepang, sebagai bekal untuk bekerja secara profesional di Jepang yang saat ini banyak membutuhkan tenaga ahli pengelasan dari Indonesia.
Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi Serad menjelaskan, kolaborasi antara Djarum Foundation, SMBC, dan Kampuh Welding ini merupakan satu contoh bagaimana dunia industri bisa turut membantu meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Indonesia.
“Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan lahir banyak tenaga ahli pengelasan sebagai bagian dari proses pembangunan pondasi infrastruktur yang kuat bagi Indonesia untuk segera lepas landas menuju negara yang memiliki daya saing tinggi dalam perekonomian dunia," ungkap Primadi. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh