Perbanyak Atraksi Wisata di Desa Adat Danau Toba

Selasa, 28 Februari 2017 – 15:01 WIB
Ratusan penari membentangkan kain Ulos Sadum sepanjang 426 meter pada pembukaan Festival Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (17/9). Foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos/JPNN.com Ilustrasi by: Aminoer Rasyid/Sumut Pos

jpnn.com - jpnn.com - Desa Adat di Meat, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara sudah direvitalisasi sejak 11 Februari lalu.

Peresmian desa adat itu juga dilakukan Kementerian Pariwisata dan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba yang mengikuti Pengumuman Lomba Desa Bersih di sekitar danau tersebut pada 25 Februari 2017 lalu.

BACA JUGA: Rumah Mantan Menteri Ikut Terendam Banjir

”Ini adalah bagian dari atraksi di sekitar Danau Toba, dan punya daya tarik pariwisata yang luar biasa. Ternyata Danau Toba memiliki desa adat yang bersih, rapi dan bernuansa budaya tinggi. Ini bisa menjadikan kekuatan branding Wonderful Indonesia,” ujar Ketua Pokja Percepatan Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (kemenpar), Hiramsyah S Thaib.

Seperti diketahui, sebanyak tiga desa adat di Batak di Bona Pasogit yang berada di kawasan Danau Toba mulai direvitalisasi belum lama ini.

BACA JUGA: Raja Salman Mau Pelesiran di Bali, Rental Mobil Panen

Misinya, menjadikan desa adat sebagai penopang pariwisata di sekitar kawasan yang sedang dipersiapkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu.

“Desa itu namanya Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa. Berikutnya Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen. Kemudian Kabupaten Tobasa setelah itu Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun,” ujar pria yang biasa disapa Hiram itu.

BACA JUGA: Pariwisata Jadi Program Unggulan Sumsel

Peresmian revitalisasi tiga desa adat tadi dinilai sangat pas. Apalagi, saat ini ada 4000-an rumah adat di seluruh Tobasa yang punya desain arsitektur  unik.

Ciri khas berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh selama ini menjadi salah satu lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan.

Atraksi di Danau Toba tidak berhenti di situ saja. Target Kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu juga bersama dengan pemda setempat sudah meluncurkan Calendar of Event Horas Samosir Fiesta 2017.

Sedikitnya ada 10 kegiatan yang akan dilaksanakan. Yang paling dekat Festival Pasir Putih 23 Maret, Festival Gondang Naposo 29-30 April dan, Samosir Band Festival pada 12-13 Mei.

Tiga kegiatan itu dilaksanakan di Pasir Putih Parbaba.

Kemudian ada Batak Fiesta 27-29 Juni di Tuktuk Siadong, Horja Bius 7-8 Juli di Tomok, dan Samosir Music International 12 Agustus di Tuktuk Siadong.

Selanjutnya, Samosir Lake Toba Ultra 22-23 September di Pangururan-Sianjur-Harian, Samosir Jazz Seasons 28 Oktober di Samosir, Sigale Gale Carnival pada 25 Nopember di Tuktuk Siadong dan Festival Sipinggan 28 Desember di Sipinggan.

Hiramsyah menambahkan, berbagai kegiatan yang digelar di Samosir patut diapresiasi.

Sebab, akan berkontribusi pada target kunjungan wisman 2017 yang dipatok di angka 15 juta.

"Suasana industri pariwisata saat ini sedang bergairah. Semua lini bergerak. Berdasarkan target Kemenpar 2017, yakni sebesar 15 juta kunjungan wisatawan mancanegara, kita akan berjuang sekuat tenaga, walau pun semua orang tahu bahwa target ini tidak mudah,” katanya.

Sementara itu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, untuk memudahkan akses menuju kegiatan-kegiatan itu, pihaknya akan menyediakan tambahan armada bus konektivitas ke Bandara Silangit dari Pangururan.

Ada juga armada transpor dari Pelabuhan Feri Sipinggan-Muara, Onan Runggu-Balige, Simanindo-Tiga Ras, Tomok-Ajibata.

Rencana pemerintah menetapkan Bandara Silangit di Siborong-borong sebagai international airport juga membuat Rapidin semakin optimistis.

"Semakin banyak wisman yang bisa direct ke Danau Toba. Kami optimistis satu juta pengunjung kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara, pada 2019 mendatang bisa terwujud,” tuturnya.

Sebelumnya, untuk mendukung pengembangan pariwisata di Danau Toba, pemerintah juga telah merevitalisasi tiga desa adat.

Yakni Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa, Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, serta Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun.

"Saat ini ada 4000-an rumah adat di seluruh Tobasa yang memiliki desain arsitektur unik. Rumah berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh selama ini menjadi salah satu lokasi yang sering dikunjungi wisatawan," tutur Kepala Badan Pelaksana Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BODT) Arie Prasetyo.

Dia menambahkan, desain ukiran dan ornamen khas warna merah, hitam, dan putih yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak juga banyak dikagumi wisatawan.

"Daya tariknya memang sudah sangat kuat. Ditambah dengan pesona desa adat, Danau Toba akan makin kuat lagi menjadi world class tourism destination,” tukasnya.(lis/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanjung Kelayang Mulai Garap Spot Pantai Burung Mandi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler