Menjadi pelopor teknologi robot selama bertahun-tahun, kini, supremasi Jepang di bidang ini mendapat tantangan dari negara-negara saingan penghasil robot.

Pemerintah Jepang sedang menggelontorkan uang untuk mendapatkan kembali posisi itu guna memastikan era robot segera dimulai di negara ini.

BACA JUGA: Penggunaan Antibiotika Tinggi, Kasus Resistensi Obat Terancam Meningkat

‘Pepper’ adalah robot emo pertama di dunia dan merupakan lompatan besar dalam teknologi robot. Ia dapat membaca ekspresi wajah, nada suara dan bahasa tubuh dan kemudian merespon.

BACA JUGA: Cari Benda Kuno, Katedral Ini Buka Tempat Pembuangan Sampah untuk Umum

Di Omotosando, sebuah area perbelanjaan kelas atas di Tokyo, ‘Pepper’ bekerja di sebuah toko ponsel, melakukan riset pasar.

‘Pepper’ mengatakan ke seorang perempuan: "Anda sangat cantik - apakah orang lain sering mengatakannya kepada Anda? Sekarang giliran Anda untuk memuji saya! Apa pendapat Anda tentang wajah saya?!?."

BACA JUGA: Setelah 55 Tahun Beroperasi, Studio TV ABC Adelaide Ditutup

Dan ia kemudian bercanda dengan pelanggan laki-laki: "Jadi, Anda ingin menjadi ‘Pepper’? Nah Anda harus mencukur bulu dada dan melumuri cat putih di atas tubuh Anda dan kemudian menanggalkan pakaian Anda."

‘Pepper’ dirancang untuk terlihat menggemaskan. Ia memiliki tinggi sekitar 120 sentimeter dan memiliki mata yang besar.

Dijual untuk umum dengan bandrol 2.000 dolar mulai tahun depan, ‘Pepper’ dipasti akan laku keras. Sebagai robot rumah tangga, ‘Pepper’ akan menyuci baju, menyedot debu dan semua tugas-tugas rutin dengan senyuman.

Tetapi industri dan PemerintahJepang memiliki rencana serius bagi ‘Pepper’ dan robot sepertinya. Mereka ingin membuat 30 juta robot ‘Pepper’ agar tercipta tenaga kerja yang bisa mengangkat Jepang sebagai produsen nomor satu dunia lagi.

Di pinggiran Tokyo berdiri pabrik masa depan Jepang, ‘Nextage’. Para robot mengendalikan lantai membuat ATM dan mesin penjual minuman atau makanan.

Mereka melakukan pekerjaan tiga manusia selama 24 jam sehari, mereka tidak mengambil izin sakit atau menderita kelelahan. Terdengar seperti seorang buruh yang sempurna bukan?.

Perusahaan tersebut menggunakan robot sehingga mereka bisa memiliki sumber tenaga kerja yang murah dan terpercaya di Jepang, dan memotong biaya operasional di luar negeri.

Manajer Nextage, Toshifumi Tsuji, mengatakan, produktivitas meningkat lima kali lipat sejak pabrik memperkenalkan robot tersebut, dua tahun lalu.

"Perusahaan-perusahaan yang ingin menggunakan jenis robot ini semakin bertambah, sehingga robot manusia ini akan terus berkembang, menjadi lebih cepat dan lebih efisien," ungkapnya.

Para pekerja manusia di Nextage terlihat seperti asisten robot. Mereka bekerja untuk memastikan para robot memiliki segala yang mereka butuhkan agar bisa berfungsi dengan tepat.

Pekerja paruh waktu, Kimie Aoki, mengatakan, ia melihat robot sebagai rekan dan tidak terancam oleh kehadiran mereka.

"Robot memiliki kamera dan mereka bisa menemukan kerusakan yang sulit ditemukan bagi manusia. Saya pikir mereka membantu kita membuat produk yang lebih baik," katanya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebuah Masjid di Perth Dilempari Kepala Babi

Berita Terkait