Sebuah tempat pembuangan sampah bersejarah di Katedral Geraldton telah dibuka untuk publik demi pencarian benda arkeologis dari akhir abad ke-19.
Tempat pembuangan sampah di Australia Barat ini, terletak di balik taman Katedral St Francis Xavier, Geraldton, yang rapi, di mana pembangunan museum baru segera dilakukan.
BACA JUGA: Setelah 55 Tahun Beroperasi, Studio TV ABC Adelaide Ditutup
Sementara itu, masyarakat diizinkan untuk mengambil bagian dalam, apa yang disebut, 'penggalian besar', kegiatan di mana mereka dapat mengais timbunan sampah secara terbuka untuk mencari artefak, yang berasal dari akhir abad ke-19.
BACA JUGA: Sebuah Masjid di Perth Dilempari Kepala Babi
Direktur Benda Bersejarah untuk Keuskupan Katolik Geraldton yang juga seorang arkeolog, Pastor Robert Cross, berharap, setiap artefak arkeologi yang ditemukan akan memberi jendela ke masa lalu.
"Sementara dokumen dan katalog serta semua benda tertulis dapat memberitahu apa yang terjadi di sekitar kita, apa yang bisa kita lakukan melalui bahan yang terpendam di tanah, saya kira, memahami perekonomian Geraldton, status sosial masyarakat di sini," jelasnya.
BACA JUGA: Biaya Hidup Mahal Dorong Pria Melbourne Coba Bunuh Diri Tiga Kali
Ia menerangkan, "Kita semua akhirnya membuang segala hal ... kita bisa mengambilnya melalui analisis pemahaman yang lebih baik untuk melihat apakah ada representasi komposisi budaya kota dari timbunan sampah itu, dan mengidentifikasi beragam pedagang yang menduduki kota ini. "
Pastor Robert mengatakan, sejumlah artefak sudah ditemukan.
"Kami menemukan banyak peralatan tua, yang terlihat seperti berasal dari abad ke-19, potongan besi dan logam lainnya, manik-manik, mungkin mereka berasal dari bros topi ... sehingga penemuan ini benar-benar memuat banyak hal, dari sesuatu yang tak menarik hingga segala sesuatu yang membuat kita tertarik , "terangnya.
Ia mengatakan, kota pelabuhan di pesisir pernah menjadi eksportir minuman ringan terbesar di Australia Barat.
Pastor Robert lantas menyambung, mereka telah menemukan botol kaca lama dari perusahaan yang sudah tutup sejak lama.
"Perusahaan-perusahaan ini sekarang telah menghilang, namun bekas peninggalan mereka ada di timbunan tanah warisan yang mereka tinggalkan," ujarnya.
Ia mengutarakan, banyak sisi dari tempat pembuangan sampah tersebut sudah digali dan diaduk-aduk.
"Sayangnya, para pemulung telah masuk ke daerah ini dan mengambil yang terbaik dari apa yang tertimbun, tapi mungkin ada beberapa benda yang belum tergali," kata Pastor Robert.
"Dengan sedikit keberuntungan kami bisa menemukan beberapa koleksi botol yang tertinggal," tambahnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengintip Kehidupan di Pulau Cocos di Tengah Samudra Hindia