Perburuan Tiket Olimpiade 2020, Baru Eko Yuli Irawan yang Aman

Senin, 17 Juni 2019 – 05:46 WIB
Eko Yuli. foto: jawapos/jpg

jpnn.com, JAKARTA - Tim nasional angkat besi Indonesia hanya memiliki waktu dua bulan untuk mempersiapkan diri terjun di Kejuaraan Dunia 2019 di Pattaya, Thailand, September mendatang.

Kejuaraan tersebut bakal menjadi ajang perebutan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020 yang sangat sengit.

BACA JUGA: Jatah Dua Ganda Campuran di Olimpiade 2020 Harus Terisi

''Itu target kami juga. Meloloskan atlet sebanyak-banyaknya ke Olimpiade,'' jelas Dirdja Wihardja, kepala pelatih pelatnas angkat besi, Jumat (14/6).

BACA JUGA: Gagal di Tiongkok, Eko Yuli Irawan Tetap Pede Hadapi Kejuaraan Dunia

BACA JUGA: Timnas Angkat Besi Kejar Kuota Olimpiade 2020 via Kejuaraan Dunia

Hingga saat ini, baru Eko Yuli Irawan yang posisinya aman. Untuk sementara, dia menduduki peringkat ketiga di klasemen kualifikasi Tokyo 2020.

Rahmat Erwin Abdullah juga relatif aman. Lifter kelas 73 kg itu menduduki peringkat keenam klasemen.

BACA JUGA: Erick Thohir: SEA Games 2019 Sasaran Antara, Fokus Olimpiade 2020

Peringkatnya jauh lebih bagus daripada seniornya, Triyatno, yang di urutan 21. Sementara itu, Deni yang kini terjun di kelas 67 kg ada di peringkat 14.

Bagaimana cara mendongkrak poin? Satu-satunya cara tentu dengan menaikkan angkatan dan meraih medali di kejuaraan dunia.

Sebagai langkah awal, mereka harus mengembalikan total angkatan terbaik yang pernah dibuat sebelumnya.

Di kelas lamanya, 69 kg, Deni mampu membukukan 325 kg. Sementara itu, Triyatno pernah mengangkat hingga total 340 kg.

''Atlet angkat besi ini punya rekam jejak yang harus diulang. Saya rasa perubahan kelas tidak jadi masalah. Mereka harus membuat prestasi yang pernah dicapai itu,'' jelas Dirdja.  

Dirdja mengakui punya segudang PR untuk mengembalikan angkatan mereka. Salah satunya adalah perbaikan teknik.

Namun, porsi latihan untuk setiap individu berbeda. Sebab, kebutuhan tiap lifter juga berbeda.

Misalnya Deni. Dia harus memperbanyak latihan dasar untuk meningkatkan power. Beda lagi dengan Eko.

Juara dunia 2018 itu sudah tidak punya problem dengan teknik. Fokus dia adalah mempertahankan berat badannya supaya tidak overweight.

Untuk Erwin yang usianya masih 18 tahun harus menjalani latihan pembentukan otot.

Di sisi lain, Windy Cantika Aisah yang baru menginjak usia 17 tahun harus dipantau agar angkatannya tidak terlalu melesat.

Langkah itu untuk menjaga agar perkembangan lifter kelas 49 kg tersebut tidak instan sehingga masih bisa berkembang di masa depan.

''Rata-rata yang harus ditingkatkan adalah kepercayaan diri mereka ketika bertanding. Kami punya tim psikologi yang bisa membantu untuk mengatasi itu,'' ucap Dirdja.

Lifter kelas +87 kg Nurul Akmal mengakui beban yang dipikulnya. Untuk kelas baru ini total angkatan terbaiknya baru 260 kg. Dia menempati peringkat 16.

Sangat jauh jika dibandingkan dengan Tatiana Kashirina, si penguasa kelas +87 kg, yang total angkatannya mencapai 331 kg. Dia punya target sendiri untuk mengatrol posisi.

''Soal berapa (targetnya) rahasia. Nanti lawan bisa tahu,'' ucap Nurul. (feb/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 10 Atlet Panjat Tebing yang akan Berjuang Lolos ke Olimpiade 2020


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler