JAKARTA - Sedianya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelat muktamar pada Februari 2012Namun hajatan tertinggi partai itu dipercepat menjadi Juni 2011
BACA JUGA: Bersyukur Ical di Atas Ani Yudhoyono
Alasannya, PPP ingin memiliki persiapan menghadapi Pemilu 2014 yang Parliamentary Threshold (PT) yang diwacanakan menjadi lima persen.Namun peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai rencana PPP mempercepat muktamar itu tidak menjamin partai yang dipimpin Suryadharma Ali itu bakal lolos PT jika nantinya dinaikkan jadi lima persen
Justru yang harus dilakukan PPP jika ingin lolos, kata Burhanuddin, adalah melakukan reorientasi dengan menyasar pemilih baru
BACA JUGA: Golkar Pede Tokoh Sendiri
Alasannya, selama ini partai yang berasaskan Islam ini hanya disokong oleh pemilih tradisional yang menjadi pemilih sejak PPP didirikanDi Muktamar nanti, kata Burhanuddin pula, ketua umum terpilih juga harus memiliki electoral figur yang kuat
BACA JUGA: PPP Akan Kawal SBY-Boediono hingga 2014
"Kalau misalnya muktamar gagal mengangkat dua isu utama tadi, saya tidak yakin PPP lolos jika dinaikkan PT lima persen," tegasnya.Menurunnya suara PPP setiap Pemilu sudah menjadi perhatian Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali (SDA)Karena itu, PPP mempercepat pelaksanaan Muktamar dan melakukan komunikasi kepada partai Islam seperti PKNU dan PBB, dan juga para kyai di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk memperkuat PPP.
"Kami memahaminya itu sebagi warning kepada partai Islam untuk tidak terlena dan lalai pada masa sekarangSupaya terjadi peningkatan, itu kita tanggapi positif," kata SDA disela-sela acara peringatan Hari Lahir PPP ke-38 di Kantor DPP PPP, Rabu (5/1) malam.
Meskipun PPP memperebutkan pengaruh kyai, SDA tidak khawatir hal itu bakal menimbulkan konflik dengan partai Islam lainnyaAlasannya, karena para kyai dulunya berasal dari PPP"Masuknya sejumlah kyai dari Jatim ke dalam PPP merupakan salah satu upaya PPP untuk membesarkan partai," tukasnya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Menteri, SDA Takut Bicara Capres
Redaktur : Tim Redaksi