Undang-Undang Pernikahan Sesama Jenis yang baru akan mulai berlaku pada akhir pekan ini, mendorong banyak pasangan sesama jenis segera mendatangi kantor pendaftaran pernikahan di seluruh Australia untuk mengajukan niat mereka untuk menikah.
Tapi di Perth, Australia Barat, sejumlah pengacara justru mengajukan dokumen dengan jenis tujuan yang berbeda, atas nama seorang wanita yang akan tercatat menjadi wanita pertama di Australia yang mengajukan perceraian sesama jenis
BACA JUGA: Sosial Media Rugikan Banyak Perusahaan Asuransi di Australia
Dia menikahi pasangannya sejak lama pada tahun 2015 di sebuah konsulat di Perth di bawah undang-undang negara Eropa di mana pernikahan sesama jenis sudah legal.
Tapi pernikahan mereka tidak berjalan mulus dan pasangan itu berpisah.
BACA JUGA: 700 Perusahaan Besar Tak Bayar Pajak di Australia
Wanita itu dengan cepat menyadari bahwa perceraian akan jauh lebih rumit untuk mereka daripada pasangan heteroseksual.
Dia melibatkan pengacara Maria Loukas dan pengacara Teresa Farmer untuk menyelidikiapakah pengajuan itu mungkin dilakukan.
BACA JUGA: Seorang Remaja Putri Asal India Tewas Tenggelam di Adelaide
"Kesulitan untuk pasangan tertentu ini adalah menikah di bawah undang-undang negara Eropa, mereka tidak dapat mengakses sistem perceraian di negara Eropa tersebut karena mereka bukan penduduk di negara tersebut, tidak satupun dari mereka," kata Farmer.
"Mereka sungguh tak punya pilihan lain." Pengacara Teresa Farmer dan pengacara Maria Loukas didekati untuk menyelidiki apakah perceraian pasangan sesama jenis itu dimungkinkan.
(ABC News: Charlotte Hamlyn)
Maria Loukas mengatakan, terjebak dalam pernikahan di mana dia tidak menginginkannya telah menyebabkan kliennya menderita banyak kecemasan.
"Baginya itu soal tidak bisa melanjutkan hidupnya," kata Loukas.
"Ini soal tidak bisa membereskan akhir dari sesuatu untuk bisa memulai sesuatu yang baru di tempat lain.â
"Dia tertahan dalam banyak hal,â
Pada bulan Agustus, Komite Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan bahwa ketidakmampuan pasangan untuk bercerai di Australia melanggar kewajiban hak asasi manusia internasional.
Tapi amandemen UU Pernikahan di Australia, yang baru saja lolos di Parlemen minggu lalu, bermakna bahwa penyatuan pasangan secara otomatis dikenali di negara asalnya, dan karenanya mereka berhak mengajukan tuntutan perceraian.
"Mereka tidak berbeda dengan pasangan suami istri lainnya dan akan ada tingkat pernikahan yang gagal," kata Farmer.
"Tapi seandainya Australia tidak mengubah hukum, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada pasangan ini.â
"Sayang sekali proses ini memakan waktu yang lama, tapi amandemen UU pernikahan ini telah memberi kesetaraan bagi semua pasangan yang sudah menikah di semua basis, jadi ini penting." Penghulu pernikahan pasangan sesama jenis Lance Tapsell berharap tingkat perceraian dikalangan pasangan sesama jenis akan jauh lebih rendah daripada rekan heteroseksual mereka.
(ABC News: Charlotte Hamlyn)
Lance Tapsell telah menjadi penghulu pernikahan selama 10 tahun dan telah meresmikan sejumlah penyatuan pasangan sesama jenis secara catatan sipil selama itu.
Dia berharap tingkat perceraian di antara pasangan sesama jenis akan lebih rendah dari rekan heteroseksual mereka.
"Saya berharap tidak akan ada tingkat perceraian yang besar di kalangan pasangan sesama jenis yang menikah, namun sama seperti banyak percintaan atau hubungan; sesuatu yang getir dapat terjadi dan orang terus melanjutkan hidup dan itu hanyalah bagian dari kehidupan di abad 21, saya kira," Kata Lance Tapsell.
"Saya pikir pasangan gay mungkin akan menganggap perkawinan atau pernikahan mereka lebih serius karena mereka harus berjuang keras untuk mendapatkannya."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Pulau Manus Kembali Diancam Warga Setempat