jpnn.com - Pedamaian antara guru honorer SDN 4 Baito, Konawe Selatan (Konsel) Supriyani dengan orang tua siswa berinisial D (8), korban dugaan penganiayaan berujung pemecatan Samsuddin dari jabatan ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Himpunan Advokat Muda Indonesia atau HAMI Konsel.
Ketua LBH HAMI Sulawesi Tenggara (Sultra) Andri Darmawan menyebut pemecatan Samsuddin merupakan sanksi tegas kepada anggotanya yang melakukan tindakan di luar koordinasi dengan pimpinan LBH HAMI Sultra, terkait dengan perkara guru Supriyani.
BACA JUGA: LBH HAMI: Perdamaian Guru Supriyani & Orang Tua Siswa Tak Ada Gunanya
"Samsudin diberikan sanksi tegas berupa pemberhentian dari jabatannya sebagai Ketua LBH HAMI Konsel. Dia tidak ada koordinasi soal guru Supriyani," kata Andri Darmawan saat ditemui di Kendari, Rabu (6/11/2024).
BACA JUGA: Masalah di Kasus Guru Supriyani Diungkap Susno Duadji, Oalah
Andri mengatakan bahwa saat ini jabatan ketua LBH HAMI Konsel akan diisi oleh Pelaksana Sementara, yaitu La Hamidi, sampai terbentuk susunan kepengurusan LBH HAMI Cabang Konawe Selatan terbentuk.
"Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,” ujar Andri.
BACA JUGA: Ada Honorer Putus Kontrak Lolos Seleksi PPPK 2024, BKPSDM Kecolongan, Begini Ceritanya
Andri Darmawan juga menegaskan bahwa perkara guru honorer Supriyani yang saat ini masih bergulir di meja hijau akan terus dilanjutkan tanpa memperdulikan perdamaian yang dilakukan oleh Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
"Perkara itu masih akan tetap kami lanjutkan tanpa pengaruh perdamaian apa pun, dan seluruh penanganan perkara itu saya ambil alih langsung. Ibu Supriyani, kan, tidak pernah mengakui kesalahan, jadi perdamaian itu tidak ada gunanya, karena tidak sesuai dengan Peraturan MA," tutur Andri.
Sebelumnya diberitakan guru honorer SDN 4 Baito, Konsel, Supriyani dan orang tua murid berinisial D (8), korban dugaan penganiayaan berdamai, Selasa (5/11/2024).
Surunuddin menyebut mediasi itu bertujuan agar perkara antara kedua bela pihak tersebut dapat selesai dengan damai.
"Sebagai orang tua, kita selesaikan ini baik-baik, apalagi kita satu kampung. Mari kita saling memaafkan dan hidup rukun," kata Surunuddin dalam mediasi itu.
Dia menyebutkan bahwa meski kedua pihak telah berdamai, perkara hukum tetap berjalan di PN Andoolo.
Oleh karena itu, Surunuddin menyerahkan sepenuhnya kepada hakim yang menangani perkara tersebut untuk menjatuhkan putusan yang adil.
"Semoga sesuai harapan kita masalah ini segera selesai baik-baik. Namun, sekarang kita kembali kebijakan hakim soal putusan persidangan nanti. Ya, harapan kami, hakim dapat mempertimbangkan putusannya," tutur Bupati.
Sementara itu, Tim Kuasa Hukum Supriyani, Samsuddin, menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik mediasi tersebut dan bersepakat dari hasil pertemuan itu.
"Dengan adanya perdamaian tersebut bisa memberikan keputusan agar Ibu Supriyani dapat divonis bebas oleh majelis hakim," ucapnya.
Supriyani juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga dan seluruh pihak yang terlibat dalam pertemuan mediasi tersebut.
"Saya berterima kasih atas semua pihak yang sudah memfasilitasi kegiatan tersebut, dan menyatakan setelah permasalahan tersebut tidak ada dendam ataupun hal serupa di kemudian hari," tutur Supriyani.
Hal senada juga sama diungkapkan orang tua korban Aipda Wibowo yang telah memaafkan guru honorer Supriyani tanpa ada dendam di kemudian hari.
"Saya telah memaafkan dan tidak ada dendam, serta berharap anak-anaknya tidak berdampak psikologi berkepanjangan. Intinya ini semua demi kebaikan anak-anak," ujar Hasyim.(ant/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam