jpnn.com, JAKARTA - Astra Otoparts mengepakkan sayapnya dengan melempar peredam kejut premiumnya ke pasar nasional.
Astra Otoparts sendiri merupakan distributor peredam kejut KYB di Indonesia.
BACA JUGA: Diler Resmi Mercedes-Benz Perkuat Layanan Purnajual
Chief Executive Marketing Astra Otoparts Rio Sanggau mengatakan, saat ini, mayoritas peredam kejut standar mobil produksi agen pemegang merek (APM) Jepang di tanah air merupakan produk KYB.
Bahkan, produk di pasar suku cadang pengganti juga didominasi KYB.
BACA JUGA: Sail Sabang 2017 Disupport Garuda Indonesia
Untuk pemasok suspensi premium khusus mobil, belum ada yang dominan.
’’Marketnya memang tidak seberapa besar. Tapi, kami siap memberikan penetrasi yang lebih dalam karena peluangnya ada,’’ ujarnya di Surabaya, Senin (20/11).
BACA JUGA: BI Target Transaksi Nontunai 2,1 Persen PDB
Menurut Rio, potensi pasar peredam kejut cukup besar. Hal itu terlihat dari jumlah kendaraan roda empat yang tumbuh satu juta setiap tahun.
”Kalau roda empat sendiri, lebih dari 50 persen kendaraan baru menggunakan peredam kejut KYB. Itu menunjukkan bahwa kami mumpuni secara teknologi,’’ katanya.
Saat ini, pangsa pasar peredam kejut KYB di Indonesia lebih dari 30 persen.
Rio menambahkan, pihaknya menargetkan pengguna mobil premium yang tidak puas dengan performa suspensi mobil mereka dan mencari advance yang lebih.
Pasar lainnya adalah maniak modifikasi yang selalu ingin memberikan yang terbaik, terutama dari sisi detail mobil.
Yang paling istimewa, suspensi tersebut sudah disertai kit dan segala komponen bawaan untuk sebuah tipe mobil.
Dengan demikian, mereka yang menggunakan komponen itu tak perlu lagi melakukan pengaturan atau memotong per.
Regional Head Jatim Astra Otoparts Hengky Rudyanto menjelaskan, pasar suspensi KYB di Jatim cukup besar.
Kontribusi Jatim terhadap nasional mencapai 40 persen. Jumlah kendaraan di Jatim pun terus meningkat.
’’Jenis kendaraan yang menggunakan produk kami adalah sedan dan SUV. Mayoritas permintaan dari Surabaya dan Malang,’’ tuturnya. (car/c18/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garis Pantai Indonesia Panjang Sekali, kok Garam Masih Impor
Redaktur & Reporter : Ragil