jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) meminta aparat penegak hukum segera bersikap atas data yang menyatakan Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi provinsi keempat dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di Indonesia.
Dia menyampaikan itu merespons pernyataan anggota Komisi III DPR Benny K Harman yang baru saja melakukan kunker ke Palu, Sulteng bersama wakil rakyat asal Sulteng, Sarifuddin Sudding dkk.
BACA JUGA: Transaksi Mencurigakan Rp 349 T, ART Minta Polri hingga Kejagung Proaktif
"Tentunya apa yang disampaikan Saudara Benny K Harman dan anggota lainnya bahwa Sulawesi Tengah menjadi provinsi ke-4 dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di negeri, pasti berdasarkan data yang akurat," ujar Abdul Rachman, Minggu (16/4).
Benny sebelumnya menyebut Sulteng menjadi provinsi ke-4 dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di tanah air. Konon ada 50-an ribu warga daerah itu terpapar narkoba.
BACA JUGA: Bicara Penataan Tenaga Non-ASN, MenPAN-RB Azwar Anas Singgung PHK Massal
Data penggunaan narkoba itu dikaitkan dengan keberadaan 22 ribu tenaga kerja asing atau TKA yang bekerja di perusahaan tambang di Sulteng. Namun dia mengatakan para TKA di Sulteng tidak mau test urine.
"BNN dan polisi disebut tidak berdaya menghadapi mereka. Inilah contoh betapa negara gagal hadir melindungi warganya sendiri," tulis Benny melalui akun @BennyHarmanID di Twitter.
BACA JUGA: Survei SMRC soal Elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies Terkini, Begini Datanya
Nah, Abdul Rachman tidak menafikkan data yang disampaikan Benny soal peredaran narkoba dan serta banyaknya TKA yang keluar masuk Sulteng.
Senator yang beken disapa dengan panggilan ART itu justru meminta Kemenkumham melakukan pengawasan ketat terhadap orang asing yang masuk ke tanah air.
Selain itu, dia juga meminta BNN hingga jajaran BNN Provinsi Sulteng segera mengambil sikap atas data tersebut, sehingga bisa membongkar jaringan peredaran narkoba di daerahnya.
"Narkoba ini sangat membahayakan generasi anak bangsa, khususnya anak-anak daerah Sulteng," ujar senator kelahiran Palu itu.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam