Perekonomian Global Melambat, Penguatan UMKM Melalui E-Commerce Mutlak Dilakukan

Senin, 09 Maret 2020 – 11:11 WIB
Ilustrasi makanan hasil produksi UMKM. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia cukup signifikan, yakni lebih 60%.

Ini jadi bukti kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia lumayan besar.

BACA JUGA: Perkuat UMKM, Misbakhun Gandeng BI Temui Konstituen

Namun, ketika virus corona benar-benar memukul sektor perdagangan yang mengakibatkan melambatnya perekonomian global seperti saat ini, penguatan UMKM mutlak dilakukan.

Salah satu kategori UMKM yakni pelaku industri rumahan dan warung, keduanya memiliki karakteristik berbeda beda.

BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Usaha Kaum Milenial Memajukan UMKM

Karena itu, menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, strategi mengembangkannya juga berbeda. Juga, perlu e-commerce yang mengerti dan mendukung pelaku UMKM di daerah.

Perlu sinergi semua pihak jangan sampai UMKM yang digadang gadang jadi “pahlawan” ekonomi nasional sebatas jargon.

BACA JUGA: Pesan Kepala BKN untuk Honorer K2 yang Ingin jadi PPPK

Para pelaku e-commerce perlu memberi dukungan dengan melihat permasalahannya lebih dalam, dan memahami karakteristiknya.

"Salah satunya, memberi dukungan teknologi agar usaha warung UMKM di daerah dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, Senin (9/3).

Heru menambahkan, e-commerce memiliki peran signifikan untuk meningkatkan inklusi keuangan. Juga, mengintegrasikan teknologi yang dimiliki terhadap para pelaku UMKM.

Dukungan tersebut menjadi penting, agar para UMKM dapat lebih terangkat dari sisi peran dan konstribusi.

"Kehadiran fintech yang fokus ke e-commerce sudah tepat, apalagi fokus ke daerah, dengan begitu e-commerce tersebut dapat lebih mengembangkan berbagai potensi lokal," ujar Heru.

Salah satu e-commerce yang fokus mengembangkan UMKM di daerah yaitu Bukalapak. Dengan dukungan teknologi, melalui e-commerce bisa menjadi sarana baru untuk melakukan pembayaran elektronik, remitansi maupun pinjaman online.

Malahan, ditegaskan Heru, e-commerce bisa lebih berkembang di daerah karena sesuai dengan karakteristik konsumen yang perlu terus diedukasi di sektor keuangan dan akses teknologi.

Kata Heru, beberapa daerah sudah mulai memanfaatkan e-commerce. Baik untuk transaksi dengan layanan pemerintahan, retribusi pasar, dan untuk pengembangan UMKM. Namun banyak juga yang belum. Ini menjadi tugas kita bersama agar manfaat ecommerce merata dan tersebar.

Caranya, perlu ada adopsi dan layanan apa yang akan diberikan. Kemudian butuh dorongan dari DPD RI, gubernur, bupati, wali kota agar agar beralih dari pembayaran tunai ke non tunai, dan e-commerce juga jadi solusi.

Kalangan pengembang layanan juga perlu diajak. Tidak tertutup kemungkinan mengembangkan layanan secara mandiri, tapi bisa menggandeng pemberi layanan yang sudah ada.

"Dan tak kalah penting, kalangan bisnis, terutama UMKM, serta masyarakat luas di daerah perlu diedukasi dan dicerahkan untuk bagaimana dan apa manfaat penggunaan e-commerce," tegas Heru.

Salah satu masalah utama Indonesia adalah ketimpangan pembangunan antara Jakarta dan wilayah-wilayah lain. Ini terjadi lantaran konektivitas antar daerah belum terbangun dengan baik karena potensi lokal belum digarap.

Di sisi lain, penyedia platform teknologi telah banyak memajukan pasar nasional sehingga lebih efisien. Namun demikian, untuk mengembangkan pasar lebih luas lagi, penyedia platform teknologi seperti e-commerce perlu untuk mengembangkan potensi regional/ lokal untuk menghubungkan perekonomian nasional dan mendorong pertumbuhan.

Ekonom Piter Abdullah mengatakan, platform teknologi yang berhasil mengembangkan ini akan menciptakan terobosan positif, baik bagi perusahaan maupun perekonomian nasional. Apalagi di saat perekonomian global dilanda kecemasan akibat ketidakpastian sistem perdagangan dan dampak virus Corona.

Karena itu, pengembangan perekonomian nasional melalui penguatan kapasitas regional/lokal menjadi cara untuk terus berkinerja positif.

Piter mengatakan, virus corona dipastikan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ekspor sulit untuk didorong di tengah melambatnya perekonomian global akibat virus corona.

Solusi menghadapi corona adalah fokus pada penguatan permintaan domestik dengan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar. BI sudah terlihat dengan cepat melonggarkan likuiditas dengan menurunkan suku bunga dan GwM.

"Kondisi perekonomian domestik yang bergerak memungkinkan semua sektor termasuk e-commerce untuk terus tumbuh berkembang," tandas Piter. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler