Perekonomian Indonesia Tumbuh Positif, Apakah Pemulihan Ekonomi Berhasil?

Selasa, 08 Februari 2022 – 06:45 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. Foto: Tangkapan Layar

jpnn.com, JAKARTA - Kinerja perekonomi Indonesia pada Triwulan IV 2021 mampu tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).

Pemerintah menilai hal ini menunjukkan betapa menguatnya pemulihan ekonomi.

BACA JUGA: Dukung Pertumbuhan Ekonomi, DKI Luncurkan KUR untuk UMKM

Secara quarter-to-quarter (qtq), pertumbuhan ekonomi Triwulan IV 2021 tercatat 1,06 persen, melampui pola normalnya yang secara historis mencatatkan pertumbuhan negatif (qtq Triwulan IV 2015 – 2019 rata-rata -1,7 persen).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan keberhasilan pengendalian pandemi merupakan partisipasi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.

BACA JUGA: Ekonomi Kuartal IV 2021 Tumbuh, Menko Airlangga Beberkan Sektor Pemicunya

"Yang paling utama adalah efektivitas kebijakan stimulus fiskal oleh pemerintah serta sinergi yang baik antar otoritas dalam menjaga stabilitas dan percepatan pemulihan ekonomi," ungkap Febrio, Senin (7/1).

Seperti diketahui, laju pertumbuhan ekonomi pada Triwulan IV ditopang oleh pertumbuhan positif seluruh komponen pengeluaran dan sektor produksi utama. 

BACA JUGA: Wow! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salip China

Febrio menjelaskan bahwa keberhasilan pengendalian pandemi pasca penyebaran varian Delta di Triwulan III 2021 mampu mendorong keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan dunia usaha untuk berekspansi.

Febrio menjelaskan aktivitas ekspor mampu melanjutkan pertumbuhan yang tinggi seiring permintaan dan harga komoditas global yang meningkat.

"Impor yang meningkat mencerminkan menguatnya pemulihan permintaan domestik, khususnya sektor produksi," ujar Febrio.

Dia menilai dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor unggulan nasional seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi, dan transportasi melanjutkan tren pemulihan dengan mencatat pertumbuhan kuat.

"Secara keseluruhan tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69 persen atau sejalan dengan outlook Kementerian Keuangan," ungkap Febrio.

Di sisi lain, laju pemulihan PDB Indonesia 2021 berhasil melampaui level periode prapandemi.

Hal ini, menurut Februo patut dicatat mengingat masih banyak perekonomian yang belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Mexico, Jerman, Perancis, dan Italia.

"Dengan pertumbuhan ekonomi ini juga, tingkat PDB per kapita Indonesia berhasil naik dari 57,3 pada 2020 ke 62,2 juta rupiah pada 2021 (naik 8,6 persen), atau USD 4.349,5," kata Febrio.

Dengan pencapaian ini dan klasifikasi Bank Dunia terakhir (2020), Indonesia diperkirakan kembali masuk ke kelompok Upper-Middle Income Countries pada 2021.  

Selanjutnya, APBN yang fleksibel dan responsif selama pandemi mampu menjaga keberlanjutan laju pemulihan ekonomi.

Pandemi Covid-19 yang sangat dinamis sepanjang 2021, khususnya terkait munculnya gelombang Delta, mampu direspons dengan cepat oleh Pemerintah melalui kebijakan refocusing APBN 2021.

Perluasan dan perpanjangan program perlindungan sosial serta dukungan pada sektor usaha dapat menjaga kinerja tetap mampu tumbuh positif pada Triwulan III 2021. 

Realisasi sementara Belanja Negara T.A. 2021 mencapai Rp 2.786,8 triliun (101,3 persen dari pagu).

Di samping itu, realisasi sementara Program PEN 2021 sebesar Rp 658,6 triliun (88,4 persen dari Pagu Rp 744,77 triliun, red), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 575,8 Triliun.

Tetap terjaganya laju pemulihan ekonomi juga memberikan efek positif pada pendapatan Nlnegara yang tumbuh sebesar 21,6 persen, terutama ditunjang oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 19,2 persen (yoy) atau mencapai 103,9 persen dari target APBN dan kembali pada level pra-pandemi pada 2019.

Febrio mengatakan perkembangan perekonomian dan peran APBN dalam menjaga laju pemulihan di sepanjang tahun 2021 juga dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Seluruh indikator kesejahteraan masyarakat menunjukkan arah perbaikan yang progresif.

Perbaikan ekonomi dan program perlindungan sosial berhasil menurunkan kembali angka kemiskinan ke level single digit 9,71 persen per September 2021 (September 2020 mencapai 10,19 persen).

Menguatnya aktivitas ekonomi juga berhasil menyerap sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja pada kurun waktu Agustus 2020 - Agustus 2021 sehingga tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 6,49 persen per Agustus 2021 (Agustus 2020: 7,07 persen).

Peran krusial APBN dalam menjaga kualitas sumber daya manusia juga ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia dari 71,94 tahun 2020 menjadi 72,29 pada tahun 2021.(mcr28/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler