Perempuan Asal Manokwari Ini Bagikan Rahasia Kesuksesan Membangun Bisnis Keripik Keladi

Sabtu, 22 Mei 2021 – 18:18 WIB
Wulaningsih, wanita asal Manokwari, Papua sukses membangun bisnis keripik keladi. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Siapa tak ingin hidup layak dan memiliki usaha yang berkembang sejak dini?

Setidaknya keinginan tersebut dimiliki Wulaningsih, wanita asal Manokwari, Papua.

BACA JUGA: Penyerahan 21.300 Paket Sembako Jadi Bentuk Apresiasi BRI Pada Dedikasi TNI AD

Sejak belasan tahun lalu, Wulan ingin memiliki usaha pembuatan keripik keladi dan kerupuk sendiri. Keinginan ini muncul karena sejak muda Wulan sudah terbiasa membantu kakaknya menjual keripik di Nabire.
 
Usaha keripik juga bisa dibilang bisnis turun temurun di keluarga Wulan.

Dua alasan ini yang membawa Wulan memberanikan diri membuka usaha penjualan keripik keladi miliknya sejak 2019 lalu.

BACA JUGA: Berawal dari Toko di Garasi Rumah, Agen BRILink Bisa Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Dia memberanikan diri untuk memulai usaha karena tidak ingin menganggur pascamenikah.

“Daripada habis menikah nganggur mending saya punya usaha saja, siapa tahu nanti ke depannya baik. Alhamdulillah, ternyata berjalan baik,” bebernya.

BACA JUGA: Sederet Program Srikandi BRI untuk Perempuan Indonesia

Namun, usaha tak semulus yang diperkirakan, Wulan pun sempat kesulitan modal.

Beruntung, saat itu dia mendapat bantuan pinjaman modal usaha dari BRI sebesar Rp 5 juta. Modal tersebut lantas digunakan untuk sedikit demi sedikit mengembangkan usahanya.

Ketekunan dan kegigihan Wulan membawanya berhasil mengembangkan usaha keripik keladi.

Bahkan, kini dia mampu memiliki tiga petak tanah di kampungnya.

Selain itu juga terlihat dari plafon pembiayaan yang semakin besar. Saat ini, Wulan mengaku sudah bisa mendapat bantuan modal usaha hingga Rp 200 juta dari BRI.

Pinjaman sebesar itu digunakan Wulan untuk membeli bahan baku, peralatan usaha, dan mengembangkan bisnis keripiknya.

“Sekarang Alhamdulillah BRI sudah memberi kepercayaan kepada saya, BRI memberi pinjaman untuk modal hingga Rp 200 juta,” ujarnya.

Pesatnya perkembangan bisnis Wulan terlihat dari luasnya distribusi produk.

Wulan sudah menjual keripiknya hingga kota-kota besar di luar Papua seperti Makassar, Surabaya, sampai Solo.

Setiap bungkus keripik keladi tersebut dijual dengan harga Rp 14 ribu. Biasanya, Wulan mampu memproduksi hingga 80 bungkus keripik per hari, atau disesuaikan tergantung pesanan.

“Harganya dari saya Rp 14 ribu, kalau dari toko yang menjual kembali ada yang seharga Rp 15 ribu ada juga reseller menjualnya Rp 18 ribu. Omzet bisnis ini per bulannya sekitar Rp 15 juta,” ujarnya.

Selama berbisnis keripik keladi, Wulan mengaku tidak pernah menemukan kesulitan yang berarti.

Namun, dia beberapa kali harus menghadapi kendala dalam mencari bahan baku keladi, apabila mendapat pesanan cukup banyak.

“Kalau singkong kan banyak, sedangkan keladi itu susah adanya diambil di gunung. Saya biasanya beli langsung dari petani keladinya, langsung saya beli dan dibawa ke rumah untuk di produksi,” ujarnya.

Kini, Wulan sudah mempekerjakan lima pegawai dari tetangga sekitar yang masing-masing digaji Rp 2,5 juta per bulan. Hal itu dilakukan untuk membantunya menjaga kelancaran usahanya.

Dia mengaku, selama ini bisa sukses mengembangkan dan mempertahankan usahanya, bahkan di tengah pandemi.

Menurutnya pelatihan dan pendampingan dari BRI sangat membantunya bertahan selama pandemi Covid-19.

Selain itu, pelatihan dan pembinaan BRI banyak membantu dirinya untuk memperluas jangkauan usaha serta memberi solusi urusan pemasaran dan hal-hal lain terkait bisnisnya.

“Saya sangat terbantu dalam modal usaha saya, sehingga saya bisa belanja dan berkat bantuan modal usaha dari BRI tersebut saya sudah membeli tanah di tiga lokasi dan rencananya mau buka kos-kosan,” ungkap nasabah BRI sejak 2010 itu.

Dia pun mengucapkan terima kasih pada BRI karena mampu mengantarkannya mendapatkan omzet besar.

"Saya di BRI bersyukur dan berterimakasih orang-orangnya baik kepada saya,” tambah Wulan.

Ke depannya, Wulan berharap pinjaman modal dan pendampingan dari BRI bisa bisa diberikan dengan jumlah yang lebih besar. Dia menargetkan bisa mendapat KUR dengan plafon Rp 500 juta.

"Agar mempermudah mewujudkan keinginan membuka bisnis kos-kosan di Nabire," bebernya.

Terakhir, Wulan berpesan kepada para pelaku UMKM, khususnya perempuan agar tidak pantang menyerah dalam berusaha. Menurutnya, perempuan juga bisa untuk sukses menjalani usaha.

“Pantang menyerah sebagai kunci kesuksesannya,” tegas Wulan. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masuk Forbes Global 2000, BRI Jadi Perusahaan Paling Bernilai di Indonesia


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BRI   BBRI   UMKM   Bisnis   Nabire  

Terpopuler