Perempuan Boleh Jadi Pemimpin Bangsa Indonesia, Jangan Dianggap Remeh

Senin, 24 Januari 2022 – 19:01 WIB
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: Dokumentasi JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan perempuan Indonesia secara historis terus berkiprah di segala bidang. 

Hal ini disampaikannya dalam webinar yang diadakan Bamusi PDI Perjuangan (PDIP) berjudul “Martabat dan Perjuangan Perempuan dari Persepektif Agama, Sejarah, dan Budaya”, Senin (24/1).

BACA JUGA: Putri Bung Hatta dan Mantan Ajudan Soekarno Sebut Bu Mega Sosok Pemimpin Karismatik

Dalam acara ini turut hadir Ketua DPP PDIP yakni Ahmad Basarah, Eriko Sotarduga, Sri Rahayu, dan Mindo Sianipar.

Dia menyontohkan Megawati Soekarnoputri yang berjuang melawan otoritarianisme politik pada masa lalu dan mendorong reformasi demokrasi.

BACA JUGA: Dorce Gamalama Minta Bantuan Megawati, Sule Berkomentar Begini

"Beliau juga menjadi presiden perempuan pertama Indonesia serta inilah yang tercatat beliau mengikis apa yang disebut ideologi ibuisme pada waktu itu. Pada saat itu kencang sekali bahwa politik itu bukan ranahnya perempuan," kata Siti secara daring.

Dia menambahkan secara organisasi, ada Muhammadiyah yang pada 2010 menetapkan Tarjih dan sudah disetujui seluruh wilayah Indonesia.

BACA JUGA: Arteria Dahlan Sudah Meminta Maaf, Lord Rangga Pengin Bertemu Bu Megawati

"Jadi tahun 2010 disahkan bahwa perempuan boleh menjadi presiden," Siti. 

Senada, Ulama NU Nyai Badriyah Fayumi mengatakan dalam perspektif Nadhatul Ulama, sebetulnya kepemimpinan perempuan itu sesuatu yang sudah selesai. 

"Beberapa buktinya adalah Ibu Megawati menjadi presiden wakilnya Pak Hamzah Has seorang Nadhiyin, kemudian ketika Ibu Megawati menjadi calon presiden berpasangan dengan waktu itu KH Hasyim Musyadi," ungkap Fayumi. 

"Artinya secara umum persoalan kepemimpinan di ranah publik di ranah politik dalam perseptif Nadhiyin itu sesuatu relatif yang sudah selesai," sambungnya. 

Sementara Ketua Umum Bamusi yang juga Ketua DPP PDIP Hamka Haq menuturkan bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin perempuan, bahkan di era Majapahit. 

"Bahkan lebih dari itu, bangsa kita telah pernah dipimpin oleh seorang Presiden perempuan Ibu Prof Dr Hj Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI. Pada periode sekarang, alhamdulillah putri beliau terpilih menjadi Ketua DPR RI Ibu Hj Dr Puan Maharani, semoga beliau-beliau diberi kesehatan dan umur panjang untuk memimpin bangsa ini seterusnya," jelas Hamqa. 

Ketua DPP PDIP Wiryanti Sukamdani pun mengingatkan pesan Megawati bahwa masalah kekerasan perempuan,  pelecehan, atau keterbelakangan harus ditangani serius. 

"Ibu Ketua Umum (Red, Megawati) selalu mengatakan, yang juga menjadi perhatian adalah masalah stunting. Itu  masalah perempuan. Juga masalah lain yang tidak bisa dianggap remeh atau dianggap kecil," jelas Wiryanti.

Senada, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan meski Indonesia banyak diterpa masalah, tetap harus bisa menjadi motivasi. 

"Meskipun berbagai tantangan masih terus kita rasakan, hal ini tak boleh menyurutkan kita. Malah semakin memperkuat motivasi dan komitmen kita untuk mencapai pembangunan nasional," kata Bintang.

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengingatkan perempuan punya modal besar untuk memecahkan segala masalah. 

"Kita bisa menjadi pembangkit semangat saat kemudian ada sesuatu yang mungkin kita bisa tingkatkan kapasitasnya, disitulah kelebihan kaum perempuan menurut saya," kata Risma. (flo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler