jpnn.com - PACITAN - Peluang kerja yang minim memaksa sejumlah perempuan Pacitan untuk mengadu nasib ke Jakarta saat musim Lebaran. Tidak terkecuali tahun ini, mereka bertugas menggantikan para pembantu rumah tangga (PRT) yang mudik ke kampung halaman.
Karena aktivitasnya bersifat insidental dan dibutuhkan, para pekerja infal alias pengganti ini mendapat upah tinggi. ''Per hari mereka bisa dikasih Rp 125 ribu oleh majikan. Lumayan banyak daripada di sini (Pacitan, Red) saya tidak bekerja,'' kata Sumiati, salah seorang PRT musiman tersebut.
BACA JUGA: Lion Air dan Pengelola Bandara Dianggap tak Jujur
Warga Desa Losari, Kecamatan Tulakan, itu mengungkapkannya saat ditemui di terminal bus Pacitan pada Jumat lalu (2/8). Saat itu, dia sedang menunggu armada bus antarkota antarprovinsi yang hendak menuju Jakarta. Sumiati tidak sendirian.
Empat perempuan yang sama-sama hendak menjadi PRT infal juga duduk di depan salah satu agen tiket perjalanan. Beberapa tas koper ditaruh di bawah bangku sepanjang 2,5 meter. ''Isinya hanya pakaian untuk ganti saat berada di Jakarta,'' ujar Sumiati.
BACA JUGA: Lion Air Tergelincir, Penumpang Terlantar
Memang tidak banyak jumlah pakaian yang dibawa. Sebab, dia berada di ibukota untuk sementara. Perempuan 40 tahun itu menuturkan, aktivitas menjadi PRT infal paling lama dijalani 14 hari saja. Itu terhitung sebelum dan sesudah Lebaran. Dalam tenggang waktu selama itu, setidaknya penghasilan yang mereka kantongi mencapai Rp 1,75 juta. ''Biasanya, juga ada tambahan dari majikan untuk ongkos pulang,'' ucapnya.
Kebiasaan itu berdasar pengalaman Sumiati pada tahun-tahun sebelumnya. Memang, perempuan berkulit sawo matang tersebut kerap bertandang ke Jakarta untuk menjadi PRT infal. khusus bagi mereka yang sudah memiliki banyak kenalan majikan di Jakarta, teknis keberangkatannya diurus secara pribadi. Namun, bagi yang belum mengenyam banyak pengalaman sebagai PRT, banyak infal yang memanfaaatkan jasa koordinator untuk dihubungkan dengan warga ibu kota yang membutuhkan PRT musiman itu.
BACA JUGA: Pulang Basamo, Ekonomi Riil Ranah Bergairah
Mayoritas pekerjaan yang dijalani PRT adalah menjaga sekaligus membersihkan rumah. Bukan itu saja, sebagian di antara mereka juga kebagian job sebagai babysitter. Apalagi, pendidikan keterampilan sempat mereka terima dari pihak perantara PRT infal. Ternyata, pekerjaan musiman itu mampu menarik sebagian perempuan Pacitan.
Buktinya, dari tahun ke tahun, jumlahnya cenderung meningkat. Salah seorang petugas agen tiket perjalanan menyatakan, setiap tahun menjelang Lebaran, banyak perempuan yang berangkat ke Jakarta untuk menjadi PRT infal.
Saat H-7 Idul Fitri lalu, dua unit bus, lanjut dia, dipenuhi warga yang hendak mengais rezeki dengan menjadi pembantu pengganti. ''Mungkin mereka tertarik karena mendapat imbalan gaji yang besar,'' ungkap pria itu kepada Jawa Pos Radar Pacitan.
Sementara itu, M.Fathony, kepala dinsosnakertrans setempat, menyatakan bahwa menjadi PRT infal merupakan salah satu pekerjaan pilihan bagi mereka yang sudah berniat untuk menjalani. ''Namanya orang bekerja. Salah satu tujuannya adalah mendapat uang yang lebih banyak meski tidak bisa berkumpul dengan keluarga saat Lebaran. Ini adalah risiko pekerjaan dan merupakan hal biasa karena memang tugas,'' tuturnya. (mas/eba/jpnn/c14/bh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inhil Butuh Pemimpin Merakyat
Redaktur : Tim Redaksi