Perguruan Tinggi Diminta Lakukan Riset di Sektor Kelautan

Senin, 06 Maret 2023 – 19:49 WIB
Dosen Ilmu Pertahanan Unhan Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas academica secara hybrid di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (6/3). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, MAKASSAR - Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto mendorong perguruan tinggi menaruh perhatian pada riset sektor kelautan. Menurut Hasto, aspek kelautan atau maritim merupakan masa depan Indonesia.

Hal itu disampaikan Hasto dalam kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa dan civitas academica secara hybrid di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (6/3).

BACA JUGA: KKP Galakkan Hilirisasi Industri Perikanan dan Kelautan, Startup Aruna: Positif

“Kampus-kampus harus menaruh perhatian pada sektor kelautan karena ini masa depan kita. Pada 2045 kita harus jadi bangsa yang hebat dan itu harus dimulai dari sekarang, dari kampus. Kalau kampus masuk zona nyaman, kalau dari kampus tidak muncul level of competitiveness yang baik, kiamat bagi masa depan sebagai bangsa,” kata Hasto.

Secara khusus, Hasto menilai hal tersebut semakin penting untuk kampus-kampus di Pulau Sulawesi, khususnya di Sulsel.

BACA JUGA: 250 Perguruan Tinggi di Amerika Serikat Beralih ke Menu Berbasis Nabati, Indonesia Kapan?

Hasto juga membeberkan panjang soal konteks geopolitik Soekarno dan Sulsel. Menurutnya, soal Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan bagaimana potensi kelautan Indonesia yang belum diperhatikan.

“Kita negara maritim tetapi memperlakukan diri kita sebagai kontinental, karena tidak memahami pemikiran geopolitik Soekarno. Kapal Phinisi seharusnya kita kembangkan menjadi kapal modern. Apakah di sini (Makassar, red) ada industri elektronik untuk kapal phinisi? Industri instrumentasi, industri baja yang andal untuk phinisi modern? Tidak ada,” kata Hasto.

BACA JUGA: Pentingnya Kerja Sama Perguruan Tinggi dan Industri di Program Kampus Merdeka

Konteks membangun Indonesia dalam teori geopolitik Soekarno harus pada potensi lokal yang ada. Karena mayoritas wilayah Indonesia adalah lautan, maka masa depan seharusnya menatap ke sana.

Dia menilai Indonesia harus membangun pusat pertumbuhan dari laut. Sejarah membuktikan, selama ini justru Indonesia terpaku membangun dari daratan. Contoh dampak buruknya bisa dilihat seperti di daerah Jawa Barat.

Sejak zaman Belanda dan lalu di awal RI berdiri, kata Hasto, wilayah Jawa Barat, adalah wilayah pertanian karena suburnya tanah di sana. Karena itu, dibangunlah waduk Jatiluhur sebagai pengairan.

Namun sejak Orde Baru, wilayah itu justru dijadikan kawasan industri. Pabrik banyak berdiri di atas lahan subur pertanian. Dampaknya, selain potensi waduk tak maksimal, berbagai kota di sekitarnya harus mengalami banjir ketika curah hujan sangat tinggi.

“Itu kalau (paradigma pembangunan, red) dari darat seperti di Jawa Barat,” imbuhnya.

Untuk bisa mengarahkan pembangunan maritim tersebut, lanjut Hasto, Bung Karno sudah pernah mengonsepkan city of intellect yakni membangun universitas dengan keunggulannya. Dari riset dan inovasi yang ada, Indonesia akan membangun kehebatannya, menjadi pintu gerbang Samudera Hindia menuju masa depan di Pasifik.

“Daerah yang tidak subur dibangun pelabuhan yang menghubungkan dengan jalur perdagangan dunia. Ini kami kembangkan dalam visi-misi capres mendatang bahwa membangun Indonesia harus mendekati pusat-pusat ALKI,” tegas Hasto.

Hasto menginginkan pembangunan global supply chain harus berada di Makassar. Dan konsep itu akan dimatangkan untuk masuk menjadi visi misi capres yang diusung PDI Perjuangan di Pemilu 2024.

“Kita matangkan untuk capres mendatang, melanjutkan Pak Jokowi, dengan konsep Indonesia sebagai poros maritim dunia, dengan memperhatikan posisi ALKI. Sulawesi menjadi pusat pertumbuhan yang akan mendongkrak kawasan Indonesia Timur akan menopang ALKI II. Kita harus melihat peta dan mengembangkan watak kita sebagai bangsa bahari, apa yang bisa diteliti dari kelautan,” urainya.

Dalam acara itu, hadir Rektor Universitas Negeri Makassar Prof Husain Syam, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa, dan Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis.

Sementara jajaran DPD PDIP Sulsel juga hadir dipimpin Ketuanya Andi Ridwan Wittiri dan Sekretaris Rudi Pieter Goni. Hadir juga anggota DPR dari Fraksi PDIP dapil Sulsel Samsu Niang. (Tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamat! Perguruan Tinggi Gratis di Lombok Tengah Gelar Wisuda Perdana


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler