Perguruan Tinggi Diminta Siapkan Tenaga Kerja Kompeten

Minggu, 17 Desember 2017 – 15:24 WIB
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

jpnn.com, BLITAR - Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan tetap konsisten dan menaruh perhatian sangat besar terhadap pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Khususnya untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, terampil dan produktif.

BACA JUGA: Semua Pekerja Sebaiknya Didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan

Hal itu disampaikan dalam orasi ilmiah Menaker bertema "Strategi Perguruan Tinggi dalam Menanggulangi Pengangguran dan Buruh Migran" yang dibacakan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan dan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Kemnaker Maruli A. Hasoloan di Blitar, Jawa Timur.

Orasi ilmiah dan juga wisuda Unisba angkatan XII dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Balitar (Unisba) Soebiantoro, Bupati dan Walikota Blitar, Kapolres Blitar, dan Dandim 0808 Blitar.

Termasuk anggota senat, para pimpinan universitas dan fakultas serta 475 wisudawan dari delapan fakuktas di lingkungan Unisba.

BACA JUGA: Perusahaan Asing Diingatkan Dialog Sosial dengan Pekerja

"Dunia usaha atau industri harus terlibat dalam proses pendidikan, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat sesuai dengan kebutuhan industri, " ujar Dirjen Maruli yang mewakili Menaker Hanif.

Maruli mengingatkan lembaga pendidikan harus memperhatikan semakin pesatnya perkembangan teknologi, yang akan memengaruhi karakter pekerjaan sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah.

BACA JUGA: Menaker Tandatangani SKKNI API Demi Berantas Korupsi

Sesuai hasil Rapimnas KADIN Indonesia Tahun 2017 di Batam paa 13-14 Desember 2017, mayoritas negara saat ini dihadapkan pada dua tantangan besar yakni iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan perkembangan teknologi dan informasi.

"Tantangan tersebut harus kita hadapi dengan mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0, " kata Maruli.

Menurut Maruli, dunia kerja di era revolusi industri 4.0. merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri (internet of things).

Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan.

Industri yang akan banyak berkembang pada revolusi industry baru ini, antara lain sektor petrokimia, semen, automotif, dan food and beverage.

Karakteristik revolusi industri 4.0 ini meliputi digitalisasi, optimalisasi dan kustomisasi produksi, otomasi dan adapsi, human machine interaction, value added services and businesses, automatic data exchange and communication, dan penggunaan teknologi internet.

"Kita telah tiba di zaman yang cepat mengalami perubahan dimana teknologi yang baru akan muncul dengan cepat. Pekerjaan baru akan tercipta sesuai dengan kebutuhan dan pekerjaan lama akan mengalami penurunan permintaan atau hilang," ujar Dirjen Maruli.

Namun, lanjut Maruli, dia tak mengelak seiring bertambah dan menurunnya kelompok pekerjaan, satu faktor yang penting adalah keterampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten perlu ditingkatkan.

Tantangan tersebut harus bisa diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan jabatan dan kebutuhan ketrampilan.

"Dunia industri harus bisa mengembangkan Industrial transformation strategy dengan mempertimbangkan perkembangan sektor ketenagakerjaan karena transformasi industri akan berhasil dengan adanya tenaga kerja yang kompeten," kata Dirjen Maruli.

Sementara Rektor Soebiantoro menyatakan ada sebuah perguruan tinggi kecil di Timur kota Blitar memiliki semangat besar untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.

Yaitu dengan membekali para mahasiswanya kompetensi yang tinggi sesuai bidang keilmuannya, memiliki semangat kewirausahaan yang handal, cerdaa dan jujur.

"Sehingga gelarnya akan bermakna bagi masyarakat" ujarnya. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... LTSA Tingkatkan Pelayanan dan Perlindungan Bagi TKI


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler