jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaporkan Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring (IPM) Ferdinand Hutahaean ke Mabes Polri.
Pelaporan yang dilakukan Ketua umum KNPI Haris Pertama lantaran menilai twit Ferdinand bisa memecah persatuan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Ferdinand Hutahaean: Saya Akan Datang Sendiri
"Twit dia (Ferdinand Hutahaean, red) benar-benar meresahkan, merusak persatuan serta membuat gaduh. Ferdinand tidak Pancasilais," kata Haris di Mabes Polri, Rabu (5/1).
Haris Pertama juga berharap Mabes Polri bisa menindak lanjuti laporan tersebut dengan cepat.
BACA JUGA: Ferdinand Dinilai tak Pancasilais, Ketua KNPI Beri Perintah, Semua Daerah Harus Bergerak
"Saya yakin Polri bisa menyelesaikan persoalan ini agar tidak selalu terjadi kegaduhan di masyarakat dan Ferdinand harus segera ditangkap," lanjutnya.
Haris Pertama melaporkan Ferdinand atas dugaan pelanggaran Pasal 45 Ayat 2 Jo Pasal 28 Ayat 2 UU ITE Juncto Pasal 14 ayat (1) dan ayat 2 KUHP.
BACA JUGA: Cara Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand Hutahaean, Runut ke Belakang!
"Dilaporkan dengan UU ITE dan penistaan agama," ucap Haris.
Laporan itu dilayangkan setelah Ferdinand menuliskan twit di akun @FerdinandHaean3.
Dalam unggahannya pada Selasa (4/1), Ferdinand menuliskan kalimat begini, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".
Namun, cuitan pada akun @ferdinanhaean3 di Twitter itu telah dihapus oleh Ferdinand. Dia pun sudah meminta maaf bila ada pihak yang tersinggung.
Akan tetapi, masalah itu berlanjut dengan kemunculan tagar #TangkapFerdinand yang trending di Twitter pada Rabu (5/1).
Mantan politikus Demokrat itu kemudian menklarifikasi twit yang telah dihapus dan dianggap penistaan agama itu hanya tentang dirinya sendiri.
BACA JUGA: Chandra Sampaikan Pernyataan soal Kasus Denny Siregar, Ada Kata Pembangkangan
"Saya sedang bicara dengan diri saya sendiri. Saya pikir, orang-orang saja yang terlalu sensitif memaknainya. Seolah-olah, Tuhan, itu, Allah, itu hanya punya dia sendiri," tegas Ferdinand Hutahaean. (mcr8/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra