Belakangan, pihak Komite I DPD RI pun meresponnya, dengan melakukan penelitian terhadap raskin di daerah-daerah
BACA JUGA: Ketua Komisi III Bantah Berencana Panggil Kapolri
Anggota DPD RI asal Sulut, Ariyanti Baramuli Putri mengatakan, tiap provinsi dimintakan lima sampel di lima kabupaten/kota, dalam penelitian tersebutHasilnya, kata Ariyanti, tidak terdeteksi adanya jamur yang bisa mengakibatkan hepatitis dan kanker hati itu
BACA JUGA: Anggap Teror Dipicu Pengangguran
Namun, dalam tes yang dilakukan bersama Sucofindo itu, ia menyebut justru didapati kalau raskin yang dijual kepada masyarakat miskin di dua daerah itu berkutuAriyanti menilai, bila masyarakat miskin mengkonsumsi beras berkutu dalam waktu lama, dampak lebih berbahaya bisa timbul
BACA JUGA: Pendiri PKS Laporkan Pengurus ke KPK
"Pastinya membahayakan untuk kesehatan," ujarnya.Untuk itu, ia pun meminta Bulog Sulut untuk melakukan tindakan, agar kutu pada beras itu tak ada lagiLangkah yang tepat di antaranya adalah dengan fumigasi dan perbaikan sistem gudang, karena seringkali beras disimpan terlalu lama"Kasihan rakyat miskin, sudah susah tambah dibikin susah kalau kena penyakit," katanya.
Menurut Ariyanti pula, meski raskin dijual di bawah harga, bukan berarti masyarakat miskin bisa diberikan barang yang merugikan kesehatan"Selama ini memang banyak keluhan tentang kualitas beras miskin, seperti yang selalu disuarakan masyarakat Sangihe soal raskin," paparnya.
Ia pun menambahkan, penelitian itu masih akan dilakukan di daerah lainMengingat katanya, tak tertutup kemungkinan ditemukannya jamur aflatoxin pada beras tersebut"Makanya, masyarakat dihimbau waspada dan memperhatikan kondisi beras," katanya"Ketika warnanya berubah menjadi kuning atau bahkan kehitam-hitaman dan banyak kutunya, bisa saja sudah berjamur," tambahnya mengingatkan(sto/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Bom, Polri Minta Daerah Lebih Agresif
Redaktur : Tim Redaksi