jpnn.com, HAWAII - Kenyatta Hines sedang mencuci rambut ketika pesan masuk ke telepon genggamnya pada Sabtu (13/1). Dia bergegas keluar dari kamar mandi dan mengeceknya. Sebuah pesan pendek yang semua hurufnya ditulis kapital sontak membuat jantungnya seakan melompat.
’’Ancaman Serangan Misil Balistik Menuju ke Hawaii. Segera Cari Perlindungan. Ini Bukan Latihan.’’ Begitu bunyi pesan yang masuk sekitar pukul 08.07 waktu setempat itu.
BACA JUGA: Tahun Penuh Bencana di California
Bukan hanya Hines yang menerima pesan pendek itu. Breaking news tentang serangan misil juga muncul di radio dan saluran televisi. Beberapa saluran televisi langsung menyiarkan langkah-langkah perlindungan yang harus dilakukan. Salah satunya berlindung di dalam ruangan.
Kepanikan langsung menyergap Hines. Apalagi, dia baru pindah ke Hawaii tiga pekan lalu. Mengenakan pakaian seadanya, dia langsung berlari ke rumah tetangganya.
BACA JUGA: Dahsyatnya Banjir California: Sekejap, Rumah Lenyap
Bersama penduduk yang sudah tinggal lama di wilayah kepulauan itu, mereka berlari ke sebuah tempat perlindungan milik pemerintah.
’’Dengan situasi politik saat ini, kami benar-benar yakin bahwa peringatan itu asli,’’ ujar Kutub Mesiwala yang mengalami kepanikan serupa.
BACA JUGA: Porak Poranda, California Bak Medan Pertempuan Perang Dunia
Dia dan keluarganya sedang menginap di lantai 36 Hotel Hyatt Regency Waikiki, Hawaii. Menantu perempuannya langsung menangis begitu tahu tentang peringatan itu.
Sebagian turis di beberapa hotel memilih berlindung di area basement. Sebagian lainnya di kolong tempat tidur. Mereka berlindung sambil membawa stok makanan apa pun yang bisa didapatkan.
Kepanikan tidak hanya melanda warga sipil. Ruth Goldbaum yang tengah mengunjungi putranya di pangkalan militer di Pulau Oahu, Hawaii, menceritakan, dirinya bersama para pengunjung yang lain serta anggota AL berlarian ke hanggar.
Setiap detik terasa begitu menegangkan. Baru sekitar 15 menit kemudian mereka diberi tahu bahwa serangan misil balistik yang dikhawatirkan tersebut tidak ada.
’’Selama 15 menit itu pikiran campur aduk. Mulai menelepon orang-orang dan rencana mengucapkan salam perpisahan,’’ terang Goldbaum.
Reuters mengungkapkan bahwa para pemain golf profesional yang ikut dalam Sony Open di Hawaii juga ketir-ketir. Salah seorang pemain, John Peterson, mencuit di akun Twitter-nya.
Dia mengaku bersembunyi di bathtub bersama istri dan bayinya. ’’Tolonglah Tuhan, jangan biarkan ancaman bom ini menjadi kenyataan,’’ tulisnya.
Doanya terkabul. Pesan yang tersebar ke penduduk memang asli, tapi serangannya tidak. Pesan itu muncul gara-gara pegawai yang berjaga di Badan Manajemen Kedaruratan (EMA) Hawaii salah memencet tombol.
Gubernur Hawaii David Ige langsung meminta maaf. Dia menjelaskan, setiap pergantian waktu jaga, petugas memang harus mengecek semua alat untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
’’Itu kesalahan yang tidak disengaja. Saat perubahan sif ada tiga orang. Kesalahan itu seharusnya diketahui,’’ ujar administrator EMA Vern Miyagi sebagaimana dilansir BBC.
Mereka kini menyelidiki bagaimana kesalahan tersebut bisa sampai terjadi. Kesalahan itu diketahui 18 menit setelah tombol terpencet. Tapi, langkah untuk mengoreksi kesalahan itu hanya dikirim via e-mail.
Tidak disebarkan secara masif lewat jaringan telepon seperti saat pemberitahuan. Penduduk baru tahu bahwa informasi serangan misil balistik tersebut tidak benar-benar ada dari cuitan anggota perlemen AS Tulsi Gabbard. Setelah itu, baru pemberitahuan lewat pesan singkat dan siaran televisi dilakukan.
Panasnya hubungan AS dan Korea Utara (Korut) belakangan ini memang membuat penduduk Hawaii ketir-ketir. Sebab, Pyongyang berkali-kali mengancam akan menembakkan misilnya ke Washington.
Korut memiliki misil balistik interkontinental yang bisa menjangkau Hawaii. Jika Korut merealisasikan ancamannya, penduduk Hawaii hanya punya waktu 20 menit untuk berlindung.
Pada bagian lain, hari ini (15/1) Korut dan Korsel berencana menggelar pertemuan lanjutan tingkat kerja di Paviliun Tongil, Desa Panmunjom.
Area yang dipakai berdiskusi adalah sisi Korut, bukan sisi Korsel seperti sebelumnya. Mereka akan membahas pengiriman delegasi Korut untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin di Korsel. (sha/c19/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Iran Bakal Membalas Aksi Psikotik Donald Trump
Redaktur & Reporter : Adil