Peringati 66 Tahun ISKA, Luky A Yusgiantoro Ajak Kader untuk Merawat Martabat Manusia

Selasa, 04 Juni 2024 – 11:37 WIB
Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Luky A Yusgiantoro bersama Uskup Pangkal Pinang sekaligus Wakil Ketua I Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Prof. Dr. Adrianus Sunarko OFM dan Dirjen Bimbingan Masyarakat Katolik Kemenag RI Suparman dan jajaran Dewan Kehormatan ISKA pada acara Dies Natalis ke-66 ISKA di Unika Atmajaya Jakarta, Jumat (31/5/2024). Foto: Dok. Humas ISKA

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Luky A Yusgiantoro mengajak segenap kader ISKA di semua lapisan untuk memberikan ruang untuk melakukan refleksi atas semua aktivitasnya sehingga makin bermanfaat bagi orang lain sekaligus tercatat sebagai sejarah yang konstruktif. 

“ISKA juga mengajak seluruh kader untuk berdiri kokoh di atas kesadaran etis, moral, dan senantiasa berpedoman pada hati Nurani,” ujar Luky A Yusgianto pada acara Dies Natalis ke-66 ISKA di Universitas Katolik (Unika) Atmajaya Jakarta, Jumat (31/5/2024) malam.

BACA JUGA: Bajaga NTT: Tangkap Provokator Penyerangan Mahasiswa Katolik Saat Berdoa di Tangsel

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh hadir antara lain Mgr. Prof. Dr. Adrianus Sunarko OFM sebagai Uskup Pangkal Pinang sekaligus Wakil Ketua I Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Dirjen Bimbingan Masyarakat Katolik Kemenag RI Suparman dan jajaran Dewan Kehormatan ISKA yaitu Ignasius Jonan, Michael Utama, Titus Sarijanto, Gories Mere, dan Djoko Wiyono).

Hadir juga para Dewan Pakar dan Dewan Penasihat ISKA, Ketua Panitia Dies Natalies ke-66 ISKA Ibu Retty, Sekretaris Eksekutif Kerasulan Awam KWI Romo Yohanes Kurnianto Jeharut, SJ dan Pastor Moderator ISKA Romo Antonius Widyarsono, SJ dan Romo Andreas Atawolo, OFM selaku Moderator ISKA Jakarta dan Romo Ignas Putera selaku Moderator ISKA Palembang serta Romo Herry Wibowo dari Unika Atma Jaya.

BACA JUGA: 350 Personel Polisi Siap Jaga Penyambutan Skuad Persib oleh Bobotoh, Siap-siap Bandung Macet

Martabat Manusia

Lebih lanjut, Luky Yusgiantoro, pilihan-pilihan pragmatis yang sering menggoda keseharian sikap kita, memang tampak mudah dan dan dinilai sebagai pilihan terbaik.

BACA JUGA: PMKRI Toraja Desak Penjabat Gubernur Sulsel Prioritaskan Membenahi Infrastruktur Jalan

“Namun, ketika secara sadar melakukan itu, dalam saat yang sama kita sedang mengingkari martabat manusia itu sendiri,” ujar Luky Yugianro.

Berikut ini sambutan lengkap Ketua Presidium ISKA Luky A Yusgiantoro:

Salam Sejahtera

Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Om Swatiatus

Namo Budaya

Salam kebajikan

 

Perjalanan 66 tahun Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) sebagai organisasi intelektual penuh dinamika dalam peran dan keterlibatan hidup menggereja dan bernegara.

Sebagai sebuah organisasi massa yang berawakkan para intelektual katolik, ISKA telah mampu menorehkan dan berkontribusi dalam sejarah Indonesia. 

Berada dalam usia organisasi ke-66 memiliki tantangan yang cukup besar. Membangun kontekstualisasi gerakan merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh kita semua yang berada di sini.

Kontekstualisasi ini menjadi penting untuk memastikan gerak dan arah organisasi dalam mengawal proses bernegara di Republik Indonesia tercinta.

Dalam porsi dan cara yang tidak selalu sama, keterlibatan ISKA baik di internal gereja Katolik Indonesia -bahkan tingkat internasional dan dalam peran kebangsaan Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Enam puluh dalam bahasa Jawa diterjemahkan menjadi sewidak. Konon kata sewidak berasal dari kalimat sejatine wis tindak atau artinya sejatinya sudah berpulang.

Kalimat ini penting untuk dimaknai bagi ISKA karena tanpa ada kontekstualisasi gerakan, maka bisa jadi ISKA jangan-jangan sudah menjadi sejarah. 

Pentingnya untuk menengok kepada sejarah sebagai pijakan untuk melangkah ke depan.

Kunci utamanya terletak pada pembentukan kepengurusan yang sehat serta memastikan adanya kaderisasi.

Membangun dan mencetak kader-kader baru menjadi penting bagi ISKA untuk terus membangun budaya intelektual berbasis data.

Tantangan kaderisasi aktivis Katolik sering kali terjebak pada kondisi bergerak di mana-mana, tetapi tidak ke mana-mana.

Keterlibatan individu di organisasi Katolik tentunya baik adanya namun seringkali terjebak pada formalisme keanggotaan tanpa kemudian memberikan keunikan warna dalam gerakan.

ISKA sebagai sebuah organisasi yang mengedepankan kesarjanaan ataupun intelektualisme tentunya harus memiliki ciri khas yang berbeda.

Kesarjanaan inilah yang menjadi kunci pembeda diantara organisasi dan ormas katolik lainnya. Intelektual bukanlah berarti hanya terbatas kepada akademisi yang berada di kampus semata.

Merujuk pada filsuf Italia, Antonio Gramsci, Intelektual organik adalah individu atau kelompok yang secara aktif berkontribusi dalam pembentukan ide-ide dan pemahaman yang mendominasi dalam masyarakat.

Intelektual organik tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan secara akademis, tetapi juga menggunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk mempengaruhi dan membentuk masyarakat secara lebih luas.

Sejalan dengan pemikiran Gereja Katolik Indonesia, ISKA memandang bahwa penghargaan atas martabat manusia merupakan pintu masuk bagi terwujudnya manusia yang sungguh-sungguh secitra dengan Allah.

Martabat manusia dalam Konsili Vatikan II dipandang sebagai tiga standar manusia, yaitu Manusia yang berakal budi, Manusia yang memiliki hati Nurani, dan Manusia memiliki kehendak bebas (Gaudium et Spes art. 12).

Karenanya, dalam memasuki usia ke 66 ini, ISKA ingin memanfaatkan momentum sinode yang oleh Paus Fransiskus dicanangkan sebagai berjalan bersama, untuk makin meneguhkan panggilan sebagai organisasi yang mendasarkan martabat manusia sebagai inspirasi perannya, melalui komitmen-komitmen sebagai berikut.

1. Menerjemahkan dan merawat martabat manusia dalam langkah-langkah nyata

ISKA mengajak segenap kader ISKA di semua lapisan untuk memberikan ruang untuk melakukan refleksi atas semua aktivitas yang dilakukan sehingga makin bermanfaat bagi orang lain sekaligus tercatat sebagai sejarah yang konstruktif. 

ISKA juga mengajak seluruh kader untuk berdiri kokoh di atas kesadaran etis, moral, dan senantiasa berpedoman pada hati Nurani.

Pilihan-pilihan pragmatis yang sering menggoda keseharian sikap kita, memang tampak mudah dan dan dinilai sebagai pilihan terbaik.

Namun, ketika secara sadar melakukan itu, dalam saat yang sama kita sedang mengingkari martabat manusia itu sendiri.

Risiko berpegang pada hati nurani memang terkadang membuat kita tersingkir, jauh dari kekuasaan dan sebagainya. Namun bukankah Yesus juga mengalami salib yang sama?

Hal terakhir yang menjadi standar martabat manusia adalah menganggap manusia sebagai mahluk yang memiliki kehendak bebas.

Artinya, kader ISKA harus mampu memberikan inspirasi untuk terus mengembangkan hal-hal kebaikan yang bersumber dari Allah demi kepentingan banyak orang.

Dalam melakukan kehendak bebas ini, kita dituntut untuk dapat mengedepankan hal-hal yang mendukung bagaimana peran manusia semakin mendukung hal-hal bagi kebaikan dunia. 

2. Komitmen sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia 

ISKA berkomitmen akan menempatkan diri sebagai mitra strategis yang kritis dalam mengawal jalannya kehidupan berbangsa dan bernegera yang lebih baik.

Dalam kaitannya dengan martabat manusia, ISKA akan berusaha melibatkan diri dalam berbagai program yang ditawarkan pemerintah.

ISKA juga berkomitmen untuk semakin memperbanyak konsep gagasan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara agar pemerintahan dapat menjalankan roda pemerintahan yang baik.

Selain itu, ISKA juga bersedia menjadi bagian dari garda terdepan dalam upaya pemerintah memberantas korupsi, melakukan penegakan hukum yang adil dan mengupayakan pemerintah yang bersih dari KKN. 

3. Menjadikan ISKA Sebagai Rumah Inspirasi dan Harapan

Sebagai bagian dari Gereja Katolik Indonesia, kita ini ingin meneguhkan komitmen untuk terus menerus menjadi bagian gereja yang tumbuh bersama umat.

Sebagaimana kita pahami, bahwa sebagai bagian dari kerasulan awam, ISKA selalu mengambil bagian dalam kehidupan sosial kemasyarakatan bangsa ini.

Di sinilah ISKA akan hadir dalam memberikan inspirasi iman sekaligus harapan yang kontekstual. ISKA sebagai sebuah wadah sarjana Katolik memegang peranan penting untuk menyuarakan buah pikir para anggotanya.

Peranan ini dilakukan ISKA agar buah pikir dan karya-karya intelektual para anggotanya didengar digaungkan dan akhirnya dapat mempengaruhi kebijakan serta mendorong perubahan.

Paus Fransiskus menyatakan bawa inilah pendidikan yang sebenarnya: mendampingi generasi muda sehingga mereka menemukan dalam pelayanan kepada orang lain dan dalam ketelitian akademis pembangunan kebaikan bersama.

Teknologi Informasi bak pasar ide yang perlu diisi oleh wacana-wacana kritis, pemikiran intelektual, karya-karya nyata, serta ide-ide baru dengan mengdepankan data serta rasionalitas.

Upaya untuk mengisi pasar ide tersebut merupakan bagian penting untuk membangun sebuah ruang edukasi bagi masyarakat.

ISKA sebagai ruang pendidikan dan pengkaderan intelektual katolik mau tak mau harus mengambil peranan tersebut.

Kaderisasi yang dibangun harus memiliki dua mata pedang yaitu menemukan pelayanan kepada orang lain untuk membangun kesejahteraan bersama. Serta mata pedang  yang satunya membangun tradisi ketelitian akademis.

Hal tersebut bukan hanya berarti tertib dalam logika berpikir namun juga melihat pentingnya membangun rasionalitas wacana serta mengembangkan pemikiran berbasis data dan pengetahuan.

Melalui Dies Natalis ISKA ke-66, mari kita menguatkan Konsolidasi Organisasi dan Mengembangkan Kanal Komunikasi untuk menumbuhkan kader Sarjana atau Intelektual Katolik yang mampu secara aktif berkontribusi dalam pembentukan ide-ide dan pemahaman serta memanfaatkan pengetahuan demi Kesejahteraan Bersama.

Kepada segenap kader ISKA di seluruh Indonesia, atas nama organisasi ijinkan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas peran dan keterlibatan dalam merawat ISKA sebagai organisasi cendekiawan.

Mari kita rumuskan langkah untuk bersama membangun sejarah ISKA di Republik Indonesia tercinta.

Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!   Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58)

Selamat dies natalis ke 66 ISKA. Dirgahayu!

Tuhan memberkati

Pro Ecclestia At Patria.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler