Sekitar 3.000 Muslim Syiah Australia berpawai keliling Sydney untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad, yakni Imam Hussein, di Irak, hampir 1.400 tahun yang lalu. Dalam aksinya, mereka menuding ISIS adalah teroris dan tak merepresentasikan Islam.

Pria, wanita dan anak-anak berdoa, bernyanyi serta membawa plakat, bendera dan spanduk untuk mempromosikan perdamaian dan menyerukan untuk mengakhiri ketidakadilan dan tirani.

BACA JUGA: Susah Dipindahkan, Bangkai Paus di Pantai Ini Tarik Perhatian Hiu

"Kami ada di sini dan kami berduka untuk pengorbanannya. Ini adalah hari untuk menunjukkan bahwa umat Islam tak lekat dengan kekerasan, kami tak menyebar paham kekerasan, kami tidak menyebarkan teror. Islam adalah agama damai," kata seorang perempuan muda yang tak mau disebutkan namanya.

BACA JUGA: Menengok Layanan Pemakaman Ramah Anak di Adelaide

Imam Hussein tewas bersama 70 anggota keluarganya, termasuk seorang bayi, pada tahun 680 masehi, di tangan para tentara Khalifah Yazid di Karbala, Irak.

Hawiaa Abdullah mengatakan, ia datang ke ritual tahunan ‘Ashura’ untuk meningkatkan kesadaran tentang Islam.

BACA JUGA: Pemerintah Kota di Queensland Kehabisan Dana Atasi Kelelawar yang Terus Mewabah

"Media menggambarkan kami dalam cara yang sangat keras dan kami datang ke sini untuk berjalan dengan damai," ujarnya.

Mobil-mobil membunyikan klakson mereka pada 4 November pukul 9 pagi waktu setempat, saat mereka larut dalam prosesi yang berlangsung di lampu lalu lintas dekat Lapangan Ratu.

Dalam spanduk yang terpampang sepanjang aksi ini, yang berawal dari Taman Hyde dan menyusuri Jalan Macquarie, tertulis: "Teroris telah bangkit kembali, siapa yang akan menang atas mereka?."

Shamlan al-Shishan, 17 tahun, mengaku, ia berpartisipasi dalam aksi ini untuk mengungkapkan "Kelompok ISIS bukanlah Muslim, mereka harus diusir dari negeri ini.”

Kelompok ISIS dan ISIL (Negara Islam Irak dan Levant), adalah kelompok militan Islam Sunni yang mencoba untuk mendirikan Kekhalifahan Islam di Timur Tengah.

"Mereka adalah teroris, mereka mengumandangkan 'Allah Maha Besar' dan kemudian membunuh orang. Kami adalah Muslim sejati," tutur Shamlan.

Kerumunan massa ini menyelesaikan prosesi peringatan mereka di Taman Botani dekat Gedung Opera, dengan latar belakang Jembatan ‘Sydney Harbour’.

"Ini adalah jantung kota Sydney, ini adalah simbol kecantikan, cinta serta kasih sayang kepada umat manusia. ISIS meneruskan jejak mereka yang menghancurkan Islam 1.400 tahun yang lalu," urai Imam Sayed Moustafa Al-Qazwini dari Pusat Pendidikan Islam di ‘Orange County’.

Ia menambahkan, “Kami adalah korban ISIS, hari ini kami berdiri menentang aksi mereka, kami menolak korupsi dan kediktatoran yang mereka lakukan.”

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asbes Berpotensi Picu Penyakit Berbahaya

Berita Terkait