jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global, kembali menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dalam peringatan Pekan Imunisasi Dunia (PID), Senin (18/4).
Melalui tema “Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap”, Kemenkes dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun masih berada di situasi pandemi.
BACA JUGA: Pekan Imunisasi Dunia: Pemerintah Tambah 4 Vaksin Baru
Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan.
Secara global, pada 2020 WHO merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar. Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009.
BACA JUGA: Irjen Rikwanto Ungkap Penyebab Ambruknya Bangunan Alfamart
Di Indonesia, Kemenkes dan UNICEF melaporkan 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19. Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79.1 persen per Oktober 2021.
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr Prima Yosephine MKM mengatakan dalam menjawab tantangan ini pemerintah telah mengeluarkan dan menyosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi COVID-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
BACA JUGA: Markas TNI Diserang, Danramil Nyaris Dibacok, Pelaku Ternyata
“Di samping sikap waspada terhadap virus COVID-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan untuk menghindari risiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang diakibatkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi” ujar dr Prima dalam acara peringatan PID, Senin (18/04).
Potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular.
Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas.
Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Barru mengalami kasus KLB difteri dan campak.
“Untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus KLB, penting bagi orang tua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal,” ungkap Dokter Spesialis Anak Prof DR dr Hartono Gunardi, Sp.A(K).
Peran imunisasi terbukti efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah beragam penyakit.
Setiap tahun imunisasi telah membantu mencegah kematian 2 hingga 3 juta anak di Indonesia. Makin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, maka makin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.
Lebih lanjut, penting bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kemenkes, yaitu hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela.
Selain itu, orang tua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Secara rinci, IDAI merekomendasikan anak berusia 0-12 perlu mendapatkan imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A.
Pada usia 1-2 tahun, anak perlu diberikan vaksin MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B. Pada usia 24 bulan, anak perlu menerima vaksin Tifoid. Beranjak usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes dr Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan melalui peringatan Pekan Imunisasi Dunia setiap pekan akhir bulan April pihaknya mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Vaccine Medical Director GSK Indonesia dr Deliana Permatasari menuturkan pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam membangun dan memelihara kesehatan masyarakat.
“Kolaborasi public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus lakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), di antaranya seperti Difteri Tetanus Pertussis, Rotavirus, dan Pneumokokus,” ujar dia. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Petugas Dishub Makassar Ditembak Mati, Kasatpol PP Mengancam Korban, Ngeri
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti