jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Kemas Danial mengatakan dana yang dikelolanya hanya disediakan untuk pembiayaan produktif.
Penegasan itu diutarakan Kemal saat berbicara dalam Seminar Dharma Wanita Persatuan Provinsi Papua di Jayapura, Rabu (23/11). Seminar sehari bertema "Peran Dharma Wanita Mendukung Sukses MEA" dihadiri Istri Gubernur Papua Yulce Enembe, Ketua Umum Dharma Wanita Provinsi Papua Theresia Gin Sugianto Dosinaen dan sekitar 300 kaum ibu Dharma Wanita dari berbagai instansi pemerintahan di Papua.
BACA JUGA: Arief Yahya: Terima Kasih BUMN! Menangkan Indonesia!
"Kami tidak mentolerir dan tidak akan memberikan dana ini apabila digunakan untuk usaha konsumtif, seperti beli rumah atau beli kendaraan bermotor," kata Kemas.
Kemas menyatakan, ketatnya penyaluran dana bergulir, dimaksudkan agar lembaga ini dapat konsisten menjalankan tugas utamanya, yaitu untuk mengatasi pengangguran dan mengurangi kemiskinan, perkuatan modal UMKM dan perkuatan ekonomi nasional.
BACA JUGA: Demo 2 Desember, Ganggu Iklim Investasi di Indonesia
"Dana bergulir LPDB ini uang rakyat yang dipinjamkan dengan bunga sangat rendah yaitu hanya 4,5 persen setahun untuk sektor ril, dan 8 persen untuk koperasi simpan pinjam (KSP). Jangka waktunya untuk sektor ril hingga 10 tahun dan untuk KSP 5 tahun. Karena murahnya bunga pinjaman LPDB, maka jangan disalahgunakan," ujarnya.
Pada kesempatan itu Kemas meluruskan adanya asumsi sulitnya mendapatkan dana bergulir LPDB. Dikatakan, sepanjang KUMKM memenuhi persyaratan yang ditetapkan, tak mungkin lembaga ini menolak pinjaman yang diajukan.
BACA JUGA: 2 Program Ini Diyakini Tingkatkan Populasi Sapi
"Syaratnya antara lain usaha sudah berjalan dua tahun, sudah terdaftar atau berbadan hukum dan kinerjanya positif, " tutur Kemas.
Lantaran persyaratan tersebut, lanjutnya, menyebabkan tidak semua KUMKM bisa mengakses dana bergulir.
Karena umumnya pelaku KUMKM di Tanah Air memang lemah di ketiga faktor tersebut. Selain itu, masih kata Kemas, plafon dana bergulir masih belum berimbang dengan jumlah UMKM.
Tahun ini plafon dana bergulir hanya Rp 1 triliun sementara jumlah UMKM sudah lebih dari 50 juta unit. Sejak berdiri pada tahun 2006, hingga kini total dana bergulir yang sudah disalurkan mencapai Rp 7,5 triliun melalui 5000 mitra usaha dan dimanfaatkan oleh lebih dari 900 ribu usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. (adv/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KSP Pandawa Sebut OJK Ngaco
Redaktur : Tim Redaksi