Setelah berhasil menyembunyikan jejaknya dari polisi selama 25 tahun, pelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap 5 gadis remaja di Sydney akhirnya ditangkap dan dipenjarakan selama 12 tahun.Richard John Crowe, oleh kepolisian digambarkan sebagai ‘mimpi terburuk para orang tua", karena pria yang saat ini berusia 45 tahun asal Riverwood ini, lebih dari dua dekade lalu menangkap paksa sejumlah gadis berusia mulai dari 9 tahun, membawa mereka ke lokasi terpencil dan memperkosanya dibawah ancaman pisau. Crowe berhasil mengelabui polisi selama 25 tahun, sebelum akhirnya penyelidik berhasil membuka dan menelusuri kembali kasusnya yang sudah sempat dipetieskan. Crowe ditangkap tahun lalu dan mengaku bersalah atas serangkaian dakwaan mulai dari penculikan, pelecehan seksual, dan hari ini dihukum maksimum 12 tahun penjara. Hakim pengadilan Riverwood, Anthony Garling mengatakan serangan yang dilakukan Crowe kepada korbannya terukur dan direncanakan. "Dia melakukan penyerangan secara fisik kepada gadis remaja – anak-anak – yang pada akhirnya korban sepanjang hidupnya tidak pernah merasa aman dan bisa menikmati masa muda mereka,” katanya. "Pelaku telah membuat korban merasa ketakutan, mengubah hidup mereka menjadi tidak mampu lagi merasa aman dan semua dampak buruk lain yang diakibatkan dari perbuatannya,” Sanksi penjara selama 12 tahun bagi Crowe merupakan puncak dari kerja keras polisi menyelidiki kasus ini yang dimulai pada tahun 2011 lalu. Kepolisian NSW dari unit kasus yang dibekukan akhirnya berhasil mengidentifikasi DNA yang sama pada seluruh TKP dan temuan itu diteruskan ke unit kejahatan seksual yang langsung menindaklanjuti temuan ini dan melakukan penyelidikan. Detektif Linda Howlett, yang melakukan penyelidikan mengatakan butuh waktu tiga tahun untuk mencari pemerkosa ini. "Kami menyelidiki kasus ini dari awal lagi, mendatangi TKP dan mempelajari foto-foto dari pelaku pemerkosaan pada masa itu dan mempelajari modus kejahatan mereka,” katanya. “Kami bahkan harus mempelajari daftar yang berisi 13 ribu nama pelaku pemerkosaan dan menyortirnya menjadi 116 orang dan akhirnya kami bisa mengidentifikasi pelaku,” Salah satu korban pemerkosaan Crowe, Rebecca Nimmo, memgaku dia sempat putus asa kalau pelaku yang memperkosa dirinya tidak akan pernah ditemukan. "Kerja keras polisi ini sangat luar biasa. Saya tidak menduga hari ini akan terjadi, melihat pelaku dipenjarakan,” Nimmo masih berusia 17 tahun ketika Crowe menariknya dari belakang ketika dia sedang berjalan di Artarmon pada 1991. Crowe mengancam Nimmo dengan pisau dan menariknya ke semak-semak. Setelah memperkosanya, Crowe menyuruhnya pergi namun dia diam membisu. "Saya sangat takut dia akan mengejar saya lagi, jadi saya hanya diam dan menunggu dia beranjak pergi,”tutur Nimmo. Itu merupakan satu dari 5 serangan serupa yang dilakukan Crowe kepada gadis-gadis remaja di sejumlah lokasi di Sydney antara tahun 1989 dan 1991. Korban Crowe lainnya berusia antara 9 hingga 12 tahun, mereka diculik dari sejumlah ruas jalan di kawasan Bankstown.
Pada masing-masing kasus, Crowe melarikan korbannya ke lokasi terpencil lalu memperkosanya. Ketika itu kasus ini sempat diselidiki namun karena keterbatasan teknologi forensik ketika itu maka kasusnya dibekukan. Lalu kasusnya dibuka kembali dan berhasil ditelusuri. Detektif Howlett mengatakan polisi mendorong para korban Crowe yang lain untuk bersuara, tidak peduli sudah berapa lama berlalunya serangan yang dilakuan Crowe terhadap mereka. Nimmo sendiri mengaku lega akhirnya Richard Crowe dipenjarakan. Dia memilih buka suara demi mendorong agar pelaku serangan pelecehan seksual buka suara dan mencari pertolongan. "Jangan menyerah, ini bukan kesalahan Anda dan jangan pernah menyalahkan diri Anda karena itu diluar kendali kita,” Crowe baru boleh mengajukan bebas bersyarat pada tahun 2022
BACA JUGA: Kepemilikan Kokain dan Sabu di New South Wales Meningkat Drastis
BACA ARTIKEL LAINNYA... Domba Tersesat di Canberra Pecahkan Rekor Dunia Bulu Terberat