Perkuat Ekonomi Umat, GP Ansor Dukung Santri Magang di BUMN

Kamis, 02 Desember 2021 – 14:58 WIB
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (tengah) bersama anggota Banser usai Apel Pemuda Indonesia di PP PON, Cibubur, Jumat (26/10). Foto: GP Ansor

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat GP Ansor Faisal Saimima mendukung rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk berkolaborasi dengan pesantren dalam membangun perekonomian di Indonesia. Salah satunya menyiapkan program magang bagi santri di BUMN.

Menurut Faisal, rencana Erick Thohir terkait program santri magang di BUMN adalah ide yang brilian sekaligus ingin menunjukkan bahwa santri sebenarnya bisa menjadi pekerja profesional.

BACA JUGA: Sah, Erick Thohir Jadi Anggota Kehormatan GP Ansor

“Selama ini perspektif orang terhadap santri ya ujungnya guru ngaji, pendakwah, hal-hal kemudian dalam logika masyarakat modern itu adalah orang yang dalam tanda kutip kurang modern lah," kata Faisal, Kamis (2/12/2021).

Padahal, kata Faisal, pendidikan Islam baik itu pondok pesantren, madrasah dan segala macamnya banyak yang melahirkan kalangan profesional yang hebat.

BACA JUGA: 4 Alasan GP Ansor Mendukung Densus 88, Ada Masalah Khilafah

Program santri magang di BUMN akan membuka perspektif baru para santri untuk mengambil jalan hidupnya di masa depan.

"Dengan ide beliau (Erick) ini saya kira brilian untuk membuat bagaimana kemudian pondok pesantren atau santri itu punya perspektif baru terhadap masa depannya," ungkap Faisal.

BACA JUGA: Puluhan Santri Dukung Puan Maharani dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Faisal menuturkan kolaborasi BUMN dan pesantren yang digagas Erick Thohir ini merupakan kontribusi nyata dirinya yang saat ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar Nahdliyin, khususnya GP Ansor dan Banser.

“Selain meningkatkan pengalaman santri dalam dunia professional, juga dapat menungkatkan ekonomi umat,” terangnya

Dengan masuknya santri dalam BUMN, kata Faisal, setidaknya dapat memberikan alam pikiran baru bagi santri sebagai jembatan ke dunia professional.

Selain itu, juga meminimalisir gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme di BUMN karena para santri sudah dibekali pemahaman keagamaan yang inklusif dan toleran.

"Jadi, jika ada benih-benih radikal yang muncul, maka bisa diminimalisir sedari awal karena ada keterlibatan santri di dalamnya, orang-orang yang punya pemikiran keagamaan yang baik, tapi juga punya jiwa profesional yang tinggi," terang Faisal.

Menurut Faisal, gagasan santri magang ini perlu didukung karena semangat yang dibawa Erick adalah agenda keumatan, untuk membangkitkan ekonomi umat, khususnya pesantren.

"Apa yang beliau (Erick) lakukan tentunya demi keumatan, beliau membuka peluang para santri untuk maju dan belajar di perusahaan BUMN yang notabene selama ini tidak disentuh dan dipikirkan oleh kaum santri," ucapnya.

Oleh karena itu, santri yang awalnya tidak terpikir menjadi pegawai atau magang di BUMN, lanjutnya, akhirnya terbuka wawasan ekonominya. Karena biasanya, santri hanya magang di sekolah dan di tempat-tempat pengajian.

"Selama ini perspektif santri seperti itu. Nah saat ini perspektif santri berubah, ternyata kita juga bisa magang di perusahan perusahan BUMN milik negara," ungkap Faisal.

Meski demikian, lanjut Faisal, ketika masuk dalam dunia profesional, maka yang dipakai adalah pendekatan profesional. Ukuran profesionalitas orang untuk mendapatkan pekerjaan di BUMN menurutnya tetap menjadi ukuran utama.

"Program ini adalah program yang brilian dan ingin memajukan umat dan bangsa. Jadi ketakutan orang akan ide beliau ini mementingkan kelompok tertentu saya kira tidak," tegasnya.

Lebih jauh, Faisal menambahkan, mendorong santri agar kemudian menjadi profesional, punya pengetahuan, itu adalah kewajiban semua petinggi negara, tidak hanya Erick Thohir. Dari profesional itulah mereka bisa menjadi karyawan di BUMN.

"Bagi kami yang beliau lakukan itu adalah lebih membuat aspek keadilan ada di situ, yang awalnya santri tidak tahu menjadi tahu. Pertanyaannya apakah santri kemudian tidak punya hak untuk mengikuti itu? toh punya kok, sama dengan yang lain, dan beliau membuka itu," pungkas Faisal.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pesantren untuk membangun perekonomian di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Erick saat menghadiri Harlah ke-182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pesantren merupakan salah satu mercusuar peradaban dan merupakan bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional saat ini, kata Erick, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semata. Lebih dari itu, dia mengatakan Indonesia butuh peran santri dan pesantren di seluruh wilayah Nusantara.

“Kami coba kerja sama program santri magang di BUMN supaya para santri juga punya pengalaman ekonomi," kata Erick

Dia menjelaskan jumlah santri di Indonesia sangat besar. Dengan demikian, pesantren harus menjadi kekuatan ekonomi bersama karena yang terpenting saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM).(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler