Perkuat Pariwisata, Perhutani Investasi Rp 30 Miliar

Sabtu, 02 Juli 2011 – 11:33 WIB
SURABAYA - Jika dikelola dengan baik dan dikembangkan, pariwisata bakal menjadi sektor dengan potensi pendapatan yang besar ke depannyaHal ini yang membuat Perum Perhutani Unit II Jatim makin serius untuk mengembangkan bisnis pariwisata, sebagai alternatif pendapatan bagi Perhutani di luar bisnis produksi kayu.

Manager Pengelolaan Ekowisata dan Jasa Lingkungan KBM JLPL Perrum Perhutani Unit II Jatim, Murgunadi, mengatakan upaya pengembangan beberapa obyek pariwisata di Jatim ini didukung dengan investasi pada tahap awal yang mencapai Rp 30 miliar

BACA JUGA: KS Raih Pinjaman USD 600 Juta

Dia menyebutkan, investasi dari internal Perhutani sebanyak Rp 10 miliar
Sedangkan dari investor eksternal mencapai Rp 20 miliar.

"Kami menyadari jumlah ini masih terlalu kecil untuk mengembangan pariwisata

BACA JUGA: Kinerja Indeks Mulai Kinclong

Contohnya WBL Lamongan saja menyerap dana ratusan miliar
Sebab itulah kami juga membuka kesempatan pada investor dari luar yang ingin masuk," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (1/7).

Dia merinci, dana tersebut digunakan Perhutani untuk mengembangan obyek wisata di beberapa Kabupaten di Jatim, misalnya yang ada di Banyuwangi, Malang, dan Pacet

BACA JUGA: Mandiri Kucuri Holcim Rp 500 Miliar

"Sebenarnya setiap tahunnya dari obyek wisata, pendapatan Perhutani bisa mencapai Rp 25 miliarSayangnya, karena belum dioptimalisasi, belum bisa mencapai kapasitas ituTahun ini saja kami targetkan bisa tembus Rp 12 miliar.

Menurut dia, selain masalah dana yang sering menjadi kendala, SDM yang dimiliki Perhutani juga belum mampu melakukan ekpose secara profesional mengenai industri pariwisata"Kualitas dan potensi SDM itu sangat berpengaruhKarena pariwisata itu merupakan bisnis yang perlu dijaringSehingga butuh SDM yang mindset nya sebagai enterpreneur, bukan sekadar perintah saja," tuturnya.

Memang, dia menerangkan saat ini pendapatan dari obyek wisata masih sangat minim jika dibandingkan total pendapatan PerhutaniKalau sekarang ini baru  satu persen terhadap total pendapatan Perhutani secara nasional"Ke depan Perhutani tidak hanya mengandalkan produksi kayu, tapi juga memaksimalkan potensi wisata," ujarnya.

Dia menambahkan, pengelolaan wisata oleh Perhutani juga menghasilkan dampak pengganda (multiplier effect) yang bisa memacu timbulnya potensi ekonomi sekunder di luar pariwisata, seperti penjual makanan-minuman, jasa perhotelan, dan kerajinan"Ada juga wahana wisata yang dikelola oleh lingkungan masyarakat sekitarKami mendorong masyarakat sekitar untuk membentuk koperasi," jelasnya.

Murgunadi merinci, dari target tahun ini sebesar Rp 12 miliar, hingga 26 Juni yang sudah teralisasi sebesar 32,05 persen atau sebanyak Rp 3,901 miliarPatokan target ini naik 44,5 persen dibanding pencapaian tahun 2010 sebesar Rp 8,3 miliar, atau trealisasi 123,1 persen dari target Rp 5,4 miliarPada masa peak season Juni, Perhutani menargetkan pendapatan tembus Rp 1,2 miliar atau berkontribusi 10 persen dari target setahunTercatat, sampai dengan Mei, jumlah pengunjung sebesar 370.620 orangMargin usaha wisata yang dilakukan tahun 2011, kata Murgunadi, direncanakan pada tingkat 16 persen"Untuk mencapai margin tersebut, kami melakukan efisiensi biaya di semua bidang," tuturnya.

Dia menyebutkan ada beberapa obyek andalan yang berkontribusi signifikan, yakni wana wisata Padusan, yang ditarget tahun ini mencapai Rp 4,5 MHingga Juni sudah terealisasi 40 persen, atau sebesar Rp 1,8 miliarSaat ini Perhutani mengelola 20 obyek wisata dan tujuh pondok wisata di JatimObyek wisata itu pun dibagi menjadi enam cluster wisataYakni cluster Prataan, cluster Sarangan, cluster Padusan, cluster Tretes, cluster Malang, dan cluster jember(gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi Lebaran, AHM Percepat Tambah Produksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler