jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen untuk terus mendorong ekspor produk BUMN yang bergerak di bidang industri strategis. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Adapun BUMN industri strategis yang pada tahun ini berkomitmen mengekspor produknya yakni PT Pindad, PT Krakatau Steel, PT Industri Kereta Api (INKA), PT Barata Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia.
BACA JUGA: Sandi Memberi Contoh Nyata, Jangan Nyinyir Bro!
"Komitmen ekspor tersebut akan tetap kami dijaga demi mendukung penguatan Rupiah. Di sisi lain, ini menjadi kebanggaan bagaimana produk BUMN diakui oleh dunia," kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.
Pada tahun ini, Pindad memproyeksikan bisa mengekspor produk senjata, amunisi dan kendaraan tempurnya ke Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, Perancis serta untuk mendukung misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
BACA JUGA: Dampak Rupiah Lemah Cukup Luas
Adapun, nilai yang ditargetkan dalam ekspor ini mencapai Rp 78 miliar. Sedangkan PT INKA yang telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh dengan nilai masing-masing mencapai Rp 1,36 triliun dan Rp 126 miliar.
Lalu, PT Krakatau Steel menargetkan ekspor baja hot rolled coil ke Malaysia dan Australia akan mencapai Rp 907 miliar pada 2018. Serta Barata Indonesia yang akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika dan Australia dengan target nilai mencapai Rp 210 miliar.
BACA JUGA: Perekonomian Mulai Lesu
"PT Dirgantara Indonesia yang berkomitmen ekspor pesawat terbang jenis NC212i ke Filipina dengan nilai PHP 813 juta dan CN235 ke Vietnam dengan nilai USD 18 juta," kata Harry.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Lemah, Harga Dua Bahan Pangan Ini Mulai Naik
Redaktur & Reporter : Yessy