jpnn.com, SOLO - Ketua Dewan Riset Daerah Jawa Tengah Daniel D. Kameo menilai perlu ada zonasi perhotelan di Solo.
Dengan demikian, hotel kecil dan besar bisa berjalan beriringan. Selain itu, harus ada pengawasan untuk hotel besar setaraf bintang empat dan lima agar tidak mematikan hotel kecil.
BACA JUGA: Ekonomi Membaik, Tren Buka Puasa di Hotel Meningkat
Menurut Daniel, Solo merupakan tujuan pariwisata berbasis budaya sehingga hotel kecil atau homestay sangat diperlukan.
BACA JUGA: Kemnaker Siapkan Pelatihan Perhotelan dan Kapal Pesiar di BLK Lombok Timur
BACA JUGA: Kiat Accor Hotels Hadapi Persaingan Ketat
Di sisi lain, hotel berbintang tetap dibutuhkan sebagai sarana pendukung agenda meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).
”Keberadaan homestay yang ramah dengan wisatawan membuat masyarakatnya juga bisa membaur. Hal itu berpotensi menumbuhkan kesan seperti tinggal di rumah sendiri. Mereka bisa menyaksikan pentas wayang atau ketoprak, berlatih membuat batik, atau membuat sekaligus menikmati kuliner khas Solo. Kalau wisatawan itu tinggal di hotel besar, suasananya jadi beda,” beber Daniel, Senin (8/7).
BACA JUGA: Usung Konsep Berbiaya Rendah, U Stay Hotel Makin Gesit
Asisten Pengembangan Ekonomi Setda Kota Surakata Agus Sutrisno menambahkan, pertumbuhan hotel di Solo justru didominasi bintang dua.
Menurut dia, hotel bintang dua memberikan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) cukup tinggi.
Padahal agenda MICE di Solo membutuhkan ballroom dengan kapasitas luas setara hotel bintang empat dan lima.
Berdasar data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, hanya ada empat hotel bintang lima dengan 667 kamar.
Selain itu, ada tujuh hotel bintang empat dengan 1.118 kamar. Hotel bintang dua berjumlah 15 dengan 1.318 kamar.
Hotel bintang tiga ada 16 unit dengan 1.322 kamar. Hotel bintang satu ada tujuh dengan 226 kamar.
”Munculnya hotel-hotel bintang dua ini untuk memenuhi kebutuhan pasar. Masing-masing hotel punya segmen sendiri,” ujarnya. (rs/gis/fer)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi Hotel Siasati Penurunan Okupansi saat Ramadan
Redaktur : Tim Redaksi