Perlu Dialog Inklusif untuk Mencari Solusi Pembangunan Papua yang Berkelanjutan dan Damai

Minggu, 09 Agustus 2020 – 11:56 WIB
Warga Papua. Ilustrasi Foto: dok Humas Kemendagri

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti LIPI, Rosita Dewi menegaskan bahwa semua pihak yang hari ini mengevaluasi Otsus Papua punya dasar masing-masing. Yang bilang berhasil ada dasarnya, yang bilang gagal juga ada alasannya.

"Pihak yang mengklaim Otsus berhasil bersandar pada fakta angka kemiskinan di Papua yang turun," Jelas Rosita dalam diakusi bertajuk 'Mencari Formulasi Tepat Pembangunan Papua yang berkelanjutan', Sabtu (8/8).

BACA JUGA: Dipecat Karena Dukung Penegakan HAM di Papua, Mahasiswa Ternate Gugat Rektor

Tak hanya itu, Otsus diklaim berhasil juga karena Indeks Pembangunan Manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun, penurunan angka buta aksara, serta maraknya pembangunan infrastruktur di Papua.

Sementara itu, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Human Studies Institute (HSI) ini, Rosita juga menjelaskan dasar tudingan yang mengatakan Otsus gagal.

BACA JUGA: Dana Otsus Papua Tahap Dua Belum Cair, Pusat Tak Punya Uang?

"Meskipun angka kemiskinan turun dibanding periode yang lalu, tapi kalau dilihat angka kemiskinan OAP tetap tinggi. Pun begitu dengan IPM, meski terus naik, tetapi jika dibandingkan provinsi lain, Papua Barat dan Papua tetap terendah. Sehingga ada anggapan kesejahteraan bagi OAP masih belum terwujud," tambah Rosita.

Karena ada indikator atau parameter yang berbeda dari masing-masing pihak dalam mengevaluasi Otsus, Rosita memandang perlu ada dialog untuk mencari solusi bersama persoalan pembangunan Papua yang berkelanjutan dan damai.

BACA JUGA: Ketua LMA Menyindir Elite Penolak Otsus Papua, Menohok

"Dialog inklusif yang integratif, simultan, dan komprehensif yang setara dan melibatkan semua pihak," pungkasnya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler